Jumat, Maret 28, 2008

Kunci Sukses Organization Development (OD)

Build Your System around the People


Appreciative Life

Pada suatu hari, saya berkunjung ke rumah kawan lama. Perjumpaan kami kembali membuka simpul ingatan berbagai kejadian masa lalu. Kata-kata “ajaib” yang sudah tidak pernah saya gunakan, muncul berulang kali mewarnai perbincangan kami. Kami berbincang di ruang tamu, yang penuh benda eksotis berbagai rupa. Ditengah perbincangan, tiba-tiba terdengar suara “KROMPYAAAANG” yang sangat keras. Sebuah guci cantik telah jatuh dan pecah berkeping terkena kaki seorang bocah berusia 3 tahun. Dan sore itupun, kemarahan sang ayah pecah kepada anaknya. Nada-nadanya sang bocah dipersalahkan karena tidak hati-hati dan kecerobohannya. Apa pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini?

Memiliki rumah merupakan sebuah fase keberhasilan seseorang dalam bekerja. Tak heran banyak dari kita sangat ingin mengekspresikan jati diri melalui rumah itu. Rumah dibangun sedemikian rupa agar persis menggambarkan diri kita. Berbagai perlengkapan kita lengkapi agar orang lain tahu siapa kita sesungguhnya. Bila perlu seluruh pendapatan kita gunakan. Kita tenggelam dalam kesibukan membangun rumah.

Pertanyaannya, untuk siapakah rumah kita ini dibangun? Spesial untuk diri kita, sang orang tua? Atau khusus untuk ayah? Ibu? Atau untuk kenyamanan keluarga kita?

Apabila sebuah rumah dibangun spesial untuk sang orang tua. Tentu wajar bila rumah itu dinilai dalam ukuran-ukuran orang tua. Bila suka, bisa saja kita membangun teras rumah yang tinggi agar terkesan lebih berwibawa. Bila suka, bisa saja kita isi rumah dengan benda yang mudah pecah. Bila suka, bisa saja kita membangun sebuah kolam ikan yang besar. Semua bisa kok.

Sampai kemudian suatu saat bocah mungil hadir mewarnai kehidupan kita. Mulailah berbagai peringatan dan larangan tercipta. “Hati-hati kalau melewati teras!” “Jangan di pegang gucinya!” “Jangan ke kolam! Nanti masuk angin”. Dan banyak lagi.

Awalnya sang bocah mungkin akan menuruti. Lama kemudian sang bocah akan lebih mengikuti keingintahuannya. Mulailah ia bereksperimen berlari sepanjang teras yang tinggi. Mulailah ia menyentuh, memegang dan menggoya-goyangkan guci sang ayah. Mulailah ia memasukkan tangan, lalu kaki, dan diakhiri dengan masuk ke kolam ikan. Dan kita pun semakin keras melarang. Lahirlah ancaman dan hukuman bagi sang bocah yang melakukan pelanggaran.

Apa pelajaran dari cerita tersebut? Apa keterkaitan cerita tersebut dengan kehidupan bisnis atau kehidupan berorganisasi kita? Apabila rumah kita ibaratkan sebagai organisasi, bagaimana kita membangun dan mengembangkan organisasi kita selama ini?

Organisasi kita, Rumah Kita

Organisasi dapat diibaratkan sebagai sebuah rumah. Sebagaimana rumah, organisasi merupakan sebuah arena dimana sebuah kelompok berinteraksi, berkomunikasi dan bekerja sama. Sama halnya dengan rumah, kita mendapatkan secercah rasa aman dan rasa nyaman dalam menjalani kehidupan.

Sebagaimana cerita yang paparkan di awal, ada beberapa gejala yang serupa antara kawan saya dalam membangun rumah dengan kita dalam membangun organisasi. Pertama, kita membangun organisasi terfokus pada tanggung jawab yang kita emban secara personal. Entah itu target dari owner atau direktur kita. Dalam 2 – 4 tahun ke depan, hasil kinerja kita (sebagai personal) sangat memuaskan di mata mereka.

Bayangkan keadaan rumah yang akan kita bangun bila kita berencana menempati hanya sementara waktu. Sebut saja satu bulan. Akankah kita membangun rumah yang permanen? Wajar bila kita membangun bangunan yang apa adanya. Rumah yang akan rubuh dengan sendirinya dalam 6 bulan. Wajar pula bila karyawan kita menerima tawaran dari kompetitor yang lebih menggiurkan. Bukankah ia tinggal di organisasi yang hanya dibangun dan dikembangkan untuk kepentingan jangka pendek?

Pengembangan organisasi selalu berpijak pada nilai dan impian yang kita yakini. Bila kita mengembangkan organisasi untuk kepentingan jangka pendek, maka kepentingan jangka pendek itu pula yang menentukan perilaku kita dan karyawan kita seperti itu pula. Semua ingin segera mendapatkan hasil. Akibatnya, sesama penghuni rumah mudah curiga satu sama lain. Manajemen dan serikat pekerja saling curiga. Manajer dan karyawan juga tak jauh beda.

Kedua, kita tak jarang membangun organisasi tanpa memperhatikan karakteristik dan aspirasi para “anak” yang bernaung dalam organisasi kita. Organisasi dibangun suka-suka sesuai dengan selera kita. Tidak peduli sikap orang lain dalam organisasi.

Karena kita sutradara tunggal, maka kita dengan mudah menyewa berbagai konsultan, sebisa mungkin yang kelas internasional, untuk melakukan pembangunan organisasi kita. Persis seperti yang diceritakan kawan saya, ada segudang tool manajemen yang dibeli perusahaannya tetapi tidak pernah dijalankan. Berbagai tool itu seperti tumpukan buku yang dipajang di lemari yang indah, terbuka dan mewah. Buku yang dipajang, bukannya buku yang dibaca.

Karena kita sutradara tunggal, maka kita dengan mudah menetapkan target kinerja yang lebih tinggi dibandingkan tahun kemarin. Persis seperti yang saya temui di sebuah perusahaan manufaktur, target menjadi beban dibandingkan pemicu semangat kerja. Dalam pandangan kita, kapasitas perusahaan masih bisa ditingkatkan. Dalam pandangan karyawan, “lha wong ngerjakan yang tahun kemarin saja banyak yang keleleran kok”.

Kok bisa gitu ya? Kita terlalu asyik dengan “organisasi sebagai alat”. Bahwa organisasi merupakan alat kita untuk mencapai tujuan adalah benar adanya. Sebagaimana benar pula bahwa organisasi adalah komunitas sosial, kumpulan dari manusia. Sebagai alat, kita selaku pengguna dapat semena-mena memperlakukan organisasi mencapai tujuan. Mencapai tujuan dengan menggunakan organisasi. Sebagai komunitas, kita harus berinteraksi dengan para anggota. Kita perlu berdialog diatas saling kepercayaan. Mencapai tujuan bersama organisasi.

Percayalah, ISO memang penting tapi orang dalam organisasi juga penting. Pencapaian target memang penting tapi keadaan orang dalam organisasi juga penting. Pengembangan sistem tidaklah terpisah dari pengembangan orang. Pengembangan sistem simultan dengan pengembangan orang.

Ingin organisasi anda sehat dan produktif?

Kembangkan organisasi anda berpijak pada karakteristik dan aspirasi orang-orang didalamnya. Build your system around the people.

Budi Setiawan. Pendidik di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Konsultan pengembangan organisasi di LP3T, Pelopor Psikologi Positif

Sumber: http://appreciativeorganization.wordpress.com/2008/03/24/build-your-system-around-the-people/
From : Milis Profec :Budi Setiawan [bukik_psi@yahoo.com]
Profesional & Entrepreneur

Profesional sukses berjiwa Entrepreneur.
Entrepreneur baik sekali bersikap Profesional.

Profesional baik sekali bermental Entrepreneur.
Entrepreneur makin hebat saat Profesional.

Saat Profesional menyatukan spirit Entrepreneur ataupun
Entrepreneur berjiwa Profesional, majulah bangsa ini...

Hidup Profec!
Krishnamurti
Mindset Motivator
Source : Milis Profec : "krishnamurti@indo.net.id"
The Pro's and Con's of Working for Yourself

The first thing you need to consider when you think about going into business for yourself is whether it makes sense for you to do. Does giving up what you are doing now this make sense for you? Do you have the qualifications? Will it be worth it to you? This may be too radical a change for you to consider now. On the other hand, if you aren't doing anything now anyway, now may be the perfect time to take that step. Also, if you are working as a nutrition or fitness professional now, you may be able to work your own business part time for now. (This makes particularly good sense if you are considering a web-based business.) There are good reasons for and against going into private practice and your final decision depends on your qualifications, your needs, your situation, and your goals. Here are a few things you might want to look at before making a choice:

The Pro's
Being your own boss is terrific for some and terrible for others. Here are a few of the positive aspects of being in business for yourself:

Builds Self-Esteem - If you succeed, you did it because of your decisions and your efforts.
Choice - Want a raise? No problem. Don't want to work this Friday? No problem - take the day off!
Commute - Commute? What commute? You can choose to work from home. (This is especially easy to do if you're a web-based company.)
Control - You decide which jobs you will pursue and take... no one will assign you tasks, deadlines, etc.
Flex Hours - You set your own hours.
Flexibility - Exercise greater childcare options. Work in your underwear. Set up your office in your backyard treehouse.
Freedom - You're the boss - what do you want to do today?
Limitless income opportunity - Creativity and hard work can reap large rewards.
Lower Overhead - You needed to run that air conditioner or heater anyway, but part of it is now a legitimate business expense.
No Incompetent Boss - That is, unless, you're incompetent.
Quit a job you hate - Boss driving you crazy? Tell him to take this job and shove it... you ain't working here no more.
Retire When You Want - No golden watch unless you want one.
Satisfaction - It is a deeply satisfying feeling to hold the reins to your own enterprise.
Tax Advantages - Check with your financial advisor to learn what you need to know up to take advantage of every legitimate deduction.
Technology - Today's software can help you do more, do it quicker, and do it better so you can deliver more, deliver it faster, and deliver it better.
You can start part-time - The beauty of this particular business is that it is very conducive to starting part-time. This is particularly true if you are thinking of starting a web-based nutrition or fitness business.

The Con's
If working for yourself had no down side, everyone would be doing it. Here are some of the negatives related to working self-employed:

Long Hours - You traded your boss for dozens or even hundreds of bosses.... your customers.
No Regular Salary - Could be feast or famine. But much of this will depend on you.
No Paid Sick Leave - You'll have to spring for your own insurance too.
No Paid Vacations - Take off for as long as you like. Go anywhere you want. Do anything you like. As long as you can afford it.
Paperwork - Not everyone likes paperwork, but as the owner of a small business, the responsibility for getting it done rests with you.
Responsibility - You'll be held responsible for every failure or shortcoming in your business. Customer complaints almost always end up on your desk.
Uncertainty - Successful entrepreneurs are always focused on keeping the money coming in. Fortunately, this is more a matter of smart thinking and hard work than it is a matter of luck.

Since you're still reading, it's safe to say you're at least interested in running a private practice. If this is a long-held aspiration, get all the information and tools you'll need to make this a reality. It won't be the easiest thing you've ever done, but it may be the most exciting thing you've undertaken recently.

"Golf without bunkers and hazards would be tameand monotonous. So would life." - B. C. ForbesThis is a summary of the advantages and disadvantages of working for yourself. If you're still interested, it may be a good time for you to look at some of the things you'll want to have under control before you start. If you're undecided now, you may form a more concrete opinion as you think about the various facets of what lies ahead in running your own business. One area you'll want to have well under control is the image you cast to your associates, competitors, and most importantly. .. your customers. What we're discussing is - of course - your professional image.
Best Regards, -adithia-
Source:
From Milis Trainers Club :
Muhammad Adithia Amidjaya
http://www.linkedin.com/in/adithia
http://adithia.blogspot.com/
Menilai 8 Jenis Kecerdasan

Ada 8 jenis kecerdasan menurut Gardner :

KECERDASAN LINGUISTIK

kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk mendeskripsikan kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan, mengembangkan argumen logika dan retorika, atau mengungkapkan ekspresi dan metafora. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan linguistik adalah wartawan dan reporter, tenaga penjual, penyair, copywriter, penulis dan pengacara.

KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA

kemampuan menggunakan angka-angka untuk menghitung dan mendeskripsikan sesuatu, menggunakan konsep matematis, menganalisa berbagai permasalahan secara logis, menerapkan matematika pada kehidupan sehari-hari, peka terhadap pola tertentu, serta menelaah berbagai permasalahan secara ilmiah. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan logika matematika adalah : akuntan, ahli statistik, insinyur, penemu, pedagang, dan pembuat program komputer.

KECERDASAN MUSIKAL

kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan teknik musikal, merespon terhadap musik, menggunakan musik sebagai sarana untuk berkomunikasi, menginterpretasikan bentuk dan ide musikal, dan menciptakan pertunjukan dan komposisi yang ekspresif. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan musikal adalah guru musik, pembuat instrumen atau alat musik, pemain band atau konduktor, DJ, kritikus musik, kolektor musik, pencipta lagu atau penyanyi.

KECERDASAN SPASIAL

kemampuan untuk mengenali pola ruang secara akurat, menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menterjemahkan pola ruang secara tepat. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan spasial adalah photographer, dekorator ruang, perancang busana, arsitek, pembuat film.

KECERDASAN KINESTETIK (BODILY-KINESTHETIC)

kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian dari tubuh untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk mengkonsolidasikan dan meyakinkan serta mendukung orang lain, dan menggunakannya untuk menciptakan bentuk ekspresi baru. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan ini adalah mekanik, pelatih, pengrajin, atlet, aktor, penari atau koreografer.

KECERDASAN INTERPERSONAL

kemampuan untuk mengorganisasikan orang lain dan mengkomunikasikan secara jelas apa yang perlu dilakukan, berempati kepada orang lain, membedakan dan menginterpretasikan berbagai jenis komunikasi dengan orang lain, dan memahami intensi, hasrat, dan motivasi orang lain. Beberapa jenis pekerjaan yang menggunakan kecerdasan interpersonal adalah manajer, politisi, pekerja sosial, pemimpin, psikolog, guru atau konsultan.

KECERDASAN INTRAPERSONAL

kemampuan untuk menilai kekuatan kelemahan, bakat, ketertarikan diri sendiri serta menggunakannya untuk menentukan tujuan, menyusun dan mengembangkan konsep dan teori berdasarkan pemeriksaan kedalam diri sendiri, memahami perasaan, intuisi, temperamen, dan menggunakannya untuk mengekpresikan pandangan pribadi. Beberapa jenis pekerjaan yang menggunakan kecerdasan ini adalah perencana, pemuka agama, atau ahli filosofi.

KECERDASAN NATURALIS

kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan dan menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.

Selain kedelapan jenis kecerdasan diatas, ternyata masih ada bentuk kecerdasan lain, yaitu

Kecerdasan Eksistensial

kemampuan untuk menikmati pemikiran-pemikiran dan ingin tahu mengenai kehidupan, kematian dan realita yang ada. Anak-anak dengan tingkat kecerdasan eksistensial yang tinggi mungkin akan menunjukkan keingintahuan mengenai bagaimana bumi bertahun-tahun yang lalu, mengapa kita ada di bumi, apakah ada kehidupan di planet lain, kemana mahluk hidup setelah mati, apakah ada dimensi kehiduapn lain dan berbagai pertanyaan sejenis.

BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK SI KECIL ?

Kecerdasan Interpersonal

Secara umum, anak-anak dengan kecerdasan interpersonal tinggi akan dengan senang hati mengikuti semua kelompok kegiatan di dalam dan luar sekolah serta mudah berteman dimanapun ia berada. Anda dapat mendorongnya untuk menunjukkan perilaku yang baik dalam berteman. Anda bisa menuliskan berbagai perilaku yang anda ingin ia kembangkan. Namun ingatlah bahwa orang tua adalah contoh terdekat bagi anak anda. Jika anda ingin mereka bersikap sopan, maka anda pun harus bersikap yang sama, mereka akan mendengarkan anda jika anda juga mau mendengarkan mereka.

Kecerdasan Intrapersonal

Bantu anak-anak untuk belajar menentukan tujuan. Dorong mereka untuk membuat daftar hal-hal yang mereka inginkan atau ingin mereka lakukan lebih baik. Bantu mereka untuk memilah-milah tujuan tersebut menjadi langkah-langkah kecil.

Kecerdasan Logika-Matematika

Jika mereka terus bertanya mengenai cara kerja suatu benda, jawablah pertanyaan meerka dengan sabar dan dorong mereka untuk terus bertanya. Jika mereka ingin melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, biarkan mereka mencobanya dahulu dan berikan motivasi untuk melakukannya sampai selesai. Jika mereka melakukan kesalahan, jelaskan dengan sabar dan jangan katakan bahwa anda sudah tahu bahwa cara itu tidak akan berhasil. Dorong mereka untuk ikut dalam kegiatan yang banyak membutuhkan kemampuan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis misalnya klub catur atau klub robotik. Beberapa permainan yang bisa mengembangkan kecerdasan ini adalah Catur, Puzzle, Halma, Stratego, Risk atau Sudoku.

Kecerdasan Linguistik

Anak-anak dengan tingkat kecerdasan linguistik tinggi gemar menulis, membaca dan berbicara. Biarkan mereka berdiskusi mengenai buku atau sesuatu yang mereka baca. Untuk memperkaya kosa kata mereka, berikan permainan seperti Boggle atau Scrabble.

Kecerdasan Visual Spasial

Berikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan imajinasi mereka melalui melukis, menggambar, mewarnai, dan kegiatan sejenis. Kembangkan kreativitas mereka dengan mendorong mereka untuk merancang pakaian atau bangunan. Beberapa permainan yang mendukung kecerdasan visual spasial adalah LEGO dan Blokus.

Kecerdasan Musikal

Dorong anak anda untuk bergabung dengan kelompok paduan suara atau band di sekolah. Miliki satu jenis alat musik di rumah dan daftarkan ia ke dalam kursus musik. Perdengarkan berbagai jenis alat musik. Ajak mereka untuk mengarang lagu yang sesuai dengan kegiatan mereka saat itu.

Kecerdasan Kinestetik

Untuk mengembangkan jenis kecerdasan ini, dorong mereka untuk bergabung dalam tim olahraga di sekolah. Ajak mereka untuk melakukan kegiatan olah raga seperti berenang. Daftarkan mereka ke dalam kelas tari.

BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI KECERDASAN MAJEMUK SI KECIL ?

Ada berbagai cara untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk si kecil. Anda bisa datang ke psikolog dan minta untuk dilakukan tes terhadapnya. Masalahnya tes yang dilakukan umumnya berupa pertanyaan verbal dengan kunci jawaban yang standar. Hal ini bisa menjadi masalah jika si anak tidak mengerti benar pertanyaan yang diajukan karena berbagai alasan, misalnya perbedaan bahasa atau istilah yang digunakan, kondisi anak pada saat tes dilakukan (capek, ngantuk, marah) atau hambatan lain seperti spektrum autisme. Untuk mengatasi masalah tersebut, cara lain untuk mengukur kecerdasan majemuk si kecil adalah dengan melakukan tes sidik jari. Berbagai hasil riset dari para ahli dermatoglyphics (ilmu yang mempelajari pola kulit) menunjukkan bahwa sidik jari berhubungan erat dengan perkembangan sistem syaraf seseorang. Hasil tes sidik jari ini dipercaya jauh lebih akurat daripada tes verbal. Cara termudah (dan temurah) adalah dengan melakukan pengamatan sendiri terhadap anak Anda. Berhati-hatilah dalam melakukan pengamatan. Anak anda mungkin mendapat nilai jelek dan tidak suka pada pelajaran matematika, namun sebenarnya dia memiliki tingkat kecerdasan logika matematika yang tinggi. Nilai jelek hanya karena dia tidak suka dan tidak mengerti cara mengajar sang guru matematika.

BEBERAPA PERTANYAAN UNTUK MEMBANTU MENGIDENTIFIKASI KECERDASAN MAJEMUK ANAK ANDA

Kecerdasan Logika Matematika

Apakah anak anda :

  • Menyenangi pelajaran matematika?
  • Senang menyelesaikan berbagai soal matematika?
  • Senang bekerja dengan komputer?
  • Sering bertanya mengenai cara kerja suatu benda?
  • Senang permainan yang menggunakan strategi, seperti puzzle, catur atau othello?
  • Senang melakukan percobaan ilmiah?

Kecerdasan Linguistik

Apakah anak anda :

  • Senang membaca buku?
  • Senang belajar kosa kata baru dan menggunakannya dalam berbicara atau menulis?
  • Senang bercerita atau mendengarkan cerita?
  • Memiliki ingatan yang baik tentang orang, tempat, nama dan tanggal?
  • Sering kesal jika seseorang salah menggunakan kata?

Kecerdasan Spasial

Apakah anak anda :

  • Senang menggambar?
  • Atau senang mencoret-coret di atas kertas?
  • Senang berkhayal?
  • Lebih mudah membaca peta, gambar dan diagram dibandingkan tulisan?
  • Dapat menemukan jalan di tempat baru tanpa harus ditunjukkan?
  • Senang membongkar sesuatu dan menggabungkannya kembali?
  • Senang bermain balok 3 dimensi seperti LEGO?

Kecerdasan Kinestetik

Apakah anak anda :

  • Tidak bisa diam atau kakinya terus bergerak
    ketika sedang duduk untuk waktu yang agak lama?
  • Senang melakukan kegiatan seperti berenang,
    berlari, naik sepeda atau bermain sepatu roda?
  • Menggunakan bahasa tubuh dan gerakan tangan ketika berbicara dengan orang lain?
  • Ingin menyentuh benda yang baru dikenalnya/ dilihatnya?
  • Senang mencoba kegiatan olah raga baru dan tidak cepat lelah?
  • Menunjukkan gerakan fisik yang berbeda sewaktu sedang berpikir atau bekerja?
  • Menirukan gerakan tubuh orang lain?

Kecerdsan Musikal

Apakah anak anda :

  • Senang mendengarkan musik?
  • Senang bernyanyi atau bersenandung?
  • Kesal jika suara musik dimatikan?
  • Senang memainkan alat musik?
  • Mudah mingingat irama suatu lagu walaupun baru mendengar satu kali?
  • Memilki suara yang indah?

Kecerdasan Interpersonal

Apakah anak anda :

  • Memiliki dua atau lebih sahabat dekat?
  • Mengerti perasaan teman mereka dari raut wajah, gerakan tubuh dan suara?
  • Memperhatikan perasaan temannya?
  • Bisa berempati dengan orang lain?
  • Membantu temannya menyelesaikan masalahnya?
  • ’Street Smart’ ?
  • Menempati posisi di organisasi sekolah atau kelompok?
  • Merupakan pemimpin secara alamiah?

Kecerdasan Intrapersonal

Apakah anak anda :

  • Senang menyendiri?
  • Membutuhkan tempat yang tenang untuk dirinya?
  • Bisa mengekspresikan perasasnnya secara tepat?
  • Memiliki ketertarikan atau hobi yang tidak suka ia bicarakan?
  • Menunjukkan kemandirian dan keras kepala?
  • Memiliki kemampuan untuk menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya?

Kecerdasan Naturalis

Apakah anak anda :

  • Senang berada di luar ruangan dan senang bersepeda,
    mendaki gunung, berkemah, atau memancing?
  • Senang mengkoleksi hal-hal yang berkaitan dengan alam misalnya bebatuan, bunga, dll?
  • Tertarik dengan alam dan berusaha mempelajari secara rinci?
  • Senang mengamati hal-hal yang terjadi di alam?
  • Mempelajari hal-hal yang ditemukannya di alam?
  • Senang mengamati bintang, bulan atau gelombang dan
    berusaha mencari informasi mengenai hal tersebut?
  • Senang binatang dan mau mempelajarinya?

Sumber : BeingMom.org [http://beingmom.org/index.php/2007/11/09/multiple-intelligence/]

From : Milis Trainers Club : bunaiya@menaragroup.com


.


Kesalahan

Seseorang yang cerdik dapat mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahannya sendiri, yang paling cerdik memperlajari kesalahan-kesalahan orang lain.


Saat ini

Kebanyakan orang mempertahankan masa lalu, menelusuri masa depan, dan tak memperhatikan saat ini. Hanya yang dapat menghargai apa yang telah mereka miliki sekarang yang bisa hidup sepenuhnya.

Cita

Janganlah pelit memberikan dorongan pada orang-orang yang sedang mengejar cita-cita yang layak, pujian hangat akan membantu mereka maju.

Source :

Life for Success,

Regards,

Hendry Risjawan

Jumat, Maret 14, 2008


SECRET OF SUCCESS

A young man asked Socrates the secret of Success. Socrates told the young man to meet him near the river the next morning. They met. Socrates asked the young man to walk with him towards the river.

When the water got up to their neck, Socrates took the young man by surprise and ducked him into the water.

The man struggled to get out but Socrates was strong and kept him there until he started turning blue.

The young man struggled hard and finally managed to get out and the first thing he did was to gasp and take deep breath.

Socrates asked 'What you wanted the most when you were there?' The man replied 'Air'.

Socrates said 'that's the most secret to success. When you want success as badly as you wanted air, you will get it. There is no other secret'.

Have a positive day!

From : "Mohamad Yunus, Mr"

Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus
HR & Training Manager
PT Widatra Bhakti
Moderator I2
www.inspirasiindonesia.com
"You create your own reality"

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/InspirasiIndonesia/

<*> To subscribe from this group, send an email to:
InspirasiIndonesia-subscribe@yahoogroups.com
SEKERAT ROTI BAKAR


Jam tiga siang ... lewat sedikit.

Saya sedang asyik menekuni pekerjaan di kantor. Tiba-tiba seperti disambar petir ... saya kepengen makan roti bakar. Iiih..aneh banget. Siang hari bolong begini kok kepengennya yang aneh-aneh ... Tapi kalau sudah kepengen...mau diapakan lagi ? Walaupun nggak ngidam ... tapi kalau kepengen ... walaaah ... seperti orang kebelet. Harus segera dilaksanakan.

Saya berusaha meredam keinginan yang membara. Eyalaaah ... bukannya reda, malahan pikiran yang membayangkan bentuk dan rasa roti bakar itu semakin meraja lela ... Membayangkan roti bakar yang ditaburi gula pasir. Membayangkan roti bakar pakai coklat mesyes. Membayangkan roti bakar pakai olesan kornet atau selai nenas .... hmmm . .. Alamaaaak ... kalo begini, bagaimana bisa konsentrasi kerja. Pikiran ini bolak balik membayangkan sekerat roti yang dibakar sampai agak-agak gosong ... waaah ... pasti sedap sekaleee ...

Lalu 'edan' saya kambuh ! Setengah berseru saya menanyakan kepada setiap orang yang ada di ruangan kerja, siapa yang tahu di mana ada penjual roti bakar. Ada yang bilang , di Blok M .... (bagus bangeeet ... kenapa nggak di Bogor sekalian ???). Ada yang bilang, mana ada orang jualan roti bakar siang-siang ... (bagus ... ini adalah peluang pasar yang harus digarap!). Ada yang menyahut, seumur-umur belum pernah lihat tukang jual roti bakar ... (Maksud looo???). Ada lagi yang mencoba mengingat-ingat ... "Kayaknya sih ada di belakang kantor !"

Nah ... ini dia. Kita memang perlu teman yang berfungsi sebagai mata-mata. Agen spionase khusus kuliner. Di mana-mana ada matanya . Berguna 24 jam sehari.

Jadilah...saya meminta tolong seorang OB kantor untuk mencarikan roti bakar idaman. Dengan pesanan khusus : Belikan dua macam. Satunya coklat. Satunya Kornet. Kalau nggak ada kornet, ya ganti sama kacang aja. Pokoknya jangan pake keju ! (soalnya kejunya sering cuma rasa tepung asin doang ... ajaib !).

Lama juga Mas OB pergi...Saya sudah bolak balik ke luar masuk kandang kubikel tempat kerja saya. Melirik-lirik kalau si roti bakar sudah tiba di tempat. Lama yaa ??? Begitu deh kalau menunggu. Semenit serasa seminggu ... Huaaah ...!!! Dan tiba-tiba ... si roti dalam bungkusan kertas sudah ada di meja saya. Tapi .. hmmm ... tunggu sebentar ... mesti pengumuman dulu nih ke teman-teman. Soalnya kalau nggak diumumkan, bisa terjadi huru hara ....

"Hoooi ... siapa mau roti bakar niiih ...??"

Hmmm ... dalam hitungan detik ... beberapa kepala berikut tangan-tangan yang menjulur sudah menggeroti roti bakar yang sudah terpotong-potong seperti dimutilasi. Dan dalam hitungan detik pula kerat-kerat roti itu sudah licin tandas ... tinggal remah-remah dan bungkus kertasnya ... hehehe ... Teman-teman saya ini memang hebat. Luar biasa rasa solidaritasnya ... terutama dalam hal menyapu bersih makanan dari meja saya ... (kadang kepikiran juga siiiih ... mereka ini masih memiliki darah ikan piranha atau apa?). Nah, disini kan ketahuan ... siapa yang kepengen ... siapa yang menyerbu ???

Ngomong-ngomong soal roti bakar, sejarah hidup saya bersama dengan roti bakar juga cukup panjang. Dari mulai roti bakar jadul yang cuma dilumuri mentega dan gula pasir, sampai roti bakar yang diisi segala kornet, telur, ikan sarden kalengan, ikan tuna kalengan, ayam rebus ... pokoknya apa saja. Saya doyan roti bakar segala isi. Saya juga nggak menolak roti bakar kapan saja. Gileee ... Kalo doyan mestinya nggak segitunya, yaaa ...

Ketika masih kecil dulu, ibu saya sering banget membuat roti bakar untuk bekal saya ke sekolah. Dengan roti tawar yang lebar, diolesi mentega, dan ditaburi gula pasir yang kasar lalu dibakar di atas kompor ... he he he. Rasanya agak pahit-pahit gitu...rasa gula yang terbakar seperti karamel, campur aroma minyak tanah sedikit ... Hmmm ... tapi sedap jugalah ...

Barangkali itu juga yang menyebabkan saya doyan banget makan roti bakar. Tapi enaknya sih roti bakar ala pinggir jalan. Bukan roti bakar ala Kafe atau Restoran. Kalau kata teman saya, roti bakar yang kelewat higienis nggak terasa nikmatnya. Lagi pula, kalau roti bakar pinggir jalan bisa dipesan sesuai dengan keinginan. Bener-bener customized. Satu lembar roti diisi tiga macam campuran juga boleh. Pokoknya sepuasnya ... Se-mblengernya ... he he ..

Jadi inget niiih ... jaman kuliah dulu. Kalau selesai belajar bareng, biasanya kami akan nongkrong di dekat kampus ITB, di jalan Tamansari ... Duduknya di pinggir selokan ... sambil selonjoran ... Makannya roti bakar. Minumnya air jeruk panas ... waaah ... sedap nian ... Biasanya kami bisa nongkrong dan ngobrol dari jam 10 malam sampai menjelang dinihari ... he he he ... (sampai hari ini saya heran...ngomongin apa aja siiih ???).

Untunglah tradisi roti bakar masih berlanjut hingga kini. Kadang-kadang kalau kangen dengan suasana tempo doeloe ... saya akan datang ke Bandung dan mulai lagi berburu roti bakar ... masih dengan sahabat lama yang dulu ... Asyiiikkk ...!!!

Cerita yang terajut dengan iringan roti bakar pasti seru banget. Dari mulai cerita nostalgia masa lampau (yang pasti off the record dan nggak bakal masuk ke dalam Buku Otobiography. .). Cerita masa kini termasuk segala gosip yang nggak penting. Dan cerita masa depan yang lebih banyak khayalan dan angan-angan ... sambil nggak dipikirin gimana cara untuk mewujudkannya ... ha ha ha ... Tapi buat saya, gosip ala roti bakar itu justru menjadi ladang inspirasi.

Urusan roti bakar memang urusan pergaulan. Nggak ada roti bakar tanpa pergaulan. Nggak ada pergaulan tanpa roti bakar. Itu kata saya, lho ... he he ... Roti bakar ini memang enak dimakan kapan saja. Bisa online 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 12 bulan setahun ... hiks hiks ... Mau dimakan pagi hari buat BF ya, oke juga. Makan siang pake rotbak ... gak salah ... Dimakan sore hari sembari ngopi ... paling top. Dan the last ... buat romantic dinner juga asyik punya ... bisa menjadi paket kemesraan ... murah meriah .. dan hangat !!!

Kembali ke meja kerja saya.

Remah-remah bekas roti bakar masih tersisa sedikit. Saya tersenyum melihat sisa perebutan kekuasaan di atas kertas pembungkus tadi. Roti bakar memang hanya sekedar roti yang dipotong-potong agar mudah dibagi. Tapi sepotong roti bakar adalah sebuah ikatan persahabatan yang abadi sepanjang jaman ...

Jakarta, 31 Januari 2008
Di penghujung malam ...

Ietje S. Guntur

Special note : Thanks buat teman-teman di BDI ... juga buat teman yang jauh dimata tapi selalu teringat kalau sudah ngomongin soal roti bakar ..

::BCA::
From : "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR" ietje_guntur@bca.co.id

Posted Thu Jan 31, 2008 10:31 pm (PST)


BELAJAR DI UK


ALANGKAH bahagianya kalau kita berkesempatan untuk belajar di UK (United Kingdom). Untuk S-1 memakan waktu sekitar 4 tahun, sementara untuk program master sekitar 1-2 tahun. Tidak diragukan lagi produk-produk luar negeri apalagi lulusan Universitas di Inggris, banyak perusahaan yang mengincar untuk berbagai posisi. Pekerjaan yang mengejar-ngejar Anda, bukan Anda yang mengejar-ngejar pekerjaan. Apakah semuanya memiliki kesempatan untuk belajar di sana? Hanya sebagian kecil saja. Tapi jangan kecil hati dulu, siapapun memiliki kesempatan untuk belajar di UK, tapi UK yang saya maksud bukanlah United Kingdom, namun "Universitas Kesulitan". Kawan saya bilang Hard University. Benar, Universitas Kesulitan. Mau berapa lama Anda belajar di sana, bisa ambil program S-1 atau S-2 bahkan S3. Waktunya tidak jauh berbeda dengan di Universitas pada umumnya.

Saya mempunyai pengalaman langsung belajar di Universitas Kesulitan (UK) selama 3 tahun.
Waktu itu saya diminta pindah bekerja dari satu tempat ke tempat lain.

Sebelumnya saya tidak pernah tahu seperti apa kondisi tempat kerja saya yang baru. Memang ada orang yang bilang miring tentang situasi kerja di sana. Tapi saya tidak percaya begitu saja sebelum membuktikan sendiri. Siapa tahu orang yang bilang miring tadi memang selalu negatif di mana pun dia bekerja. Ketika saya datang ke tempat baru memang agak berbeda dengan tempat kerja yang lama terutama situasi kerja, rasa kebersamaan, dan yang lebih parah lagi adalah pola manajemen.

Saya di sana diberi posisi sebagai pemimpin umum. Tapi dalam kenyataannya saya sendiri tidak memiliki kebijakan sebagai pemimpin umum untuk membuat perusahaan tersebut jauh lebih maju dengan pola-pola manajemen saya. Nyaris semua kebijakan, terutama yang berhubungan dengan keuangan dalam jumlah kecil apalagi besar harus atas persetujuan big bos yang juga pemilik perusahaan tersebut. Tapi kalau ada kesalahan jangan tanya, semuanya ditimpakan kepada saya sebagai pemimpin umum.

Wah gimana ini, kok jadi begini. Terkadang ada keinginan untuk segera mengakhiri bekerja di sana agar tidak lagi menghadapi situasi kerja yang serba salah. Tapi niat itu diurungkan karena saya sudah berkeluarga dan punya anak.

Satu tahun pertama saya beradaptasi dengan tempat baru tersebut belum memunculkan warna baru dalam pola manajemen. Kondisinya masih seperti itu-itu juga.

Kesulitan tersebut saya coba komunikasikan dengan teman-teman di sana, tapi mereka juga mempunyai persoalan yang sama. Bahkan di awal saya masuk dalam suatu rapat salah seorang di antara mereka pernah nyeletuk, apakah sudah tahu kondisi di sini seperti ini. Saya bilang sudah tahu. Tapi pengetahuan itu memang berbeda dengan pengalaman. Pengetahuan itu nyaris mengerti tanpa ada resiko apapun. Sementara pengalaman itu adalah sesuatu yang terjadi di depan mata kita dan resikonya akan terasa langsung terutama resiko-resiko psikologis.

Menginjak tahun kedua saya menemukan sebuah buku yang cukup bagus. Judulnya Piece of Mind karya Sandy McGregor. Dalam pandangan saya buku itu sangat bagus karena diri kita memiliki kuasa untuk mengubah sesuatu yang ada di luar lewat visualisasi untuk mengaktifkan kekuatan alam bawah sadar. Saya lakukan satu per satu perubahan dalam skala yang kecil sampai skala yang agak besar. Caranya sederhana, inventarisir tujuan apa dalam jangka pendek dan jangka panjang. Setelah ditemukan maka ada skala prioritas tujuan-tujuan. Yang saya masih ingat betul saat itu adalah visualisasi kenaikan gaji. Saya menetapkan sebuah angka kenaikan. Menurut logika realistis saat itu angka tersebut tidak mungkin terjadi apalgi disetujui. Tapi karena keyakinan saya terhadap kekuatan alam bawah sadar tadi saya bayangkan terus menerus (mungkin ini yang namanya doa secara benar) terutama setelah selesai shalat dan di sepertiga malam menjelang berakhir. Saya takjub, alhamdulillah entah bagaimana caranya kenaikan gaji tersebut persis seperti yang saya gambarkan (doakan).

Dari sana muncul keyakinan-keyakinan bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil untuk berubah asalkan memang kita mau untuk membayar harganya untuk melakukan perubahan. Dari sana saya pun mulai berkenalan dengan literatur-literatur lain tentang pengembangan diri, motivasi dalam jumlah banyak. Dan perjumpaan yang cukup mengesankan adalah bertemu dengan seorang dosen yang mengkaji NLP (Neuro Linguistic Programming). Dia belajar NLP di Australia. Dari dia saya belajar banyak, bagaimana cara mencapai tujuan, melatih diri untuk terampil dengan ilmu-ilmu kehidupan, dll. Bahkan saya sampai menjadi trainer dan consultant sumber daya manusia (SDM) untuk pengembangan diri. Banyak teman-teman yang meminta advis tentang persoalan-persoalan mereka.

Situasi di kantor tempat saya bekerja sebenarnya tidak terlalu banyak perubahan. Tapi dengan mempelajari beberapa hal di atas cara pandang saya terhadap persoalan sedikit bergeser. Yang muncul bahkan pendapat, segala sesuatu yang terjadi pada diri kita pasti memiliki hikmah tersembunyi di kemudian hari untuk kebaikan kita. Saya rasakan itu semua. Tapi ceritanya harus berjalan lain, saya akhirnya pindah juga dari tempat kerja tersebut ke tempat lain yang sama sekali baru. Dengan segala pikiran yang positif saya berprinsip ke manapun dan di mana pun saya bekerja, saya siap untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bahkan setelah di tempat baru tadi saya menyadari bahwa saya sudah belajar banyak tentang berbagai macam hal ilmu kehidupan, manajemen, leadership, marketing, komunikasi, psikologi manusia, ESQ, EQ dll.

Terimakasih ya Allah atas anugerahmu dalam memberikan kesempatan untuk sekolah di UK. (*)

Hidup Penuh Makna, Bahagia,
Damai dan Sejahtera
Sukses Selalu
Pekalongan, 16 November 2007

From :

A. ASEP SYARIFUDDIN
http://hidupbermakna.wordpress.com
http://groups.yahoo.com/group/hidup-bermakna/join