Selasa, Juli 29, 2008

Apa Yang Anda Lupakan Hari Ini ?

Saya kenal seorang teman yang membenci bosnya karena bosnya itu tidak pernah memberinya kenaikan gaji. Ia pulang ke rumahnya dari kantor dengan kemarahan pada bosnya. Dan, karena tak mampu mengontrol kejengkelannya sewaktu-waktu, ia melemparkan kemarahan itu pada istri dan anak perempuannya. Ia ke tempat tidur tapi tidak dapat tidur karena sementara itu ia merencanakan cara-cara membunuh bosnya. Pagi hari ia bangun dengan keputusan untuk mendamprat bosnya; kemudian ia duduk di kursinya dan mengubur kemarahannya untuk sementara waktu.

Akan datang saatnya ketika Anda datang ke tempat tidur dan membanting bantal. Anda sama sekali sendirian dengan pikiran-pikiran Anda sendiri, aset-aset Anda dan kekurangan-kekurangan Anda. Kemudian tanyakan pada diri Anda apa yang Anda lupa lakukan selama hari yang telah berlalu tadi. Apakah Anda lupa tersenyum, setidak-tidaknya sekali sehari? Apakah anda lupa untuk memuji seseorang atas perbuatan baiknya? Atas kata-kata baik yang ia ucapkan? Lupakan bahwa Anda dapat bahagia, bahwa Anda dapat membiasakan kebahagiaan? Apakah Anda melupakan kemarahan, kekesalan, perasaan-perasaan negatif ini yang menjauhkan Anda dari diri Anda dan membuat Anda menjadi kerdil dari sesungguhnya? Lupakah Anda dilahirkan untuk sukses dalam hidup? Apakah Anda lupa bahwa Anda memiliki aset-aset dalam diri Anda yang Tuhan Anda berikan? Apakah Anda lupa bahwa Anda bermartabat karena anda diciptakan sebagai Citra Allah? Apakah Anda lupa untuk bersikap tulus? Apakah Anda lupa untuk memahami kebutuhan orang lain? Apakah Anda lupa untuk berbelaskasihan ? apakah Anda lupa untuk percaya diri? Apakah Anda lupa untuk menerima diri Anda apapun Anda dan tidak mencoba menjadi orang lain? Apakah yang Anda lupakan hari ini? Pikirkanlah satu hal yang tidak Anda ingin lupakan besok. Ini akan membuat Anda relaks dan lebih baik. Adakanlah pemeriksaan terhadap diri Anda setiap hari. Hal ini menyumbangkan citra diri Anda dan memberi Anda kedamaian pikirin untuk meraih cita-cita esok hari. Lakukan sesuatu yang berarti buat diri anda sendiri maupun orang lain dan Anda akan menpunyai makna buat hidup orang lain.[rlim]


Salam Sehat, Kaya & Bahagia,


Rudy Lim

Founder & CEO of Youngs Enterprise

source :
rudyhdlim@yahoo.com
www.rudylim.com

Kearifan dan Usia

Sebagaimana disebutkan terdahulu, orang tualah biasanya yang sudah bisa bijak, tetapi ada teori psikologi yang menyatakan tentang karakteristik manusia dalam komunikasi interpersonal. Ada orang besar tetapi tidak dihormati, sementara ada orang kecil yang tak memiliki eselon, tetapi secara social ia orang terhormat. Ada orang pinter, nasehatnya tak didengar orang, sementara ada orang biasa tetapi selalu menjadi rujukan masyarakat.. Menurut teori peran, karakteristik manusia dapat dibagi tiga;

Anak-anak. Watak anak-anak itu belum mengerti tanggung jawab, manja dan jika minta harus segera diberi, jika permintaannya tidak dikabulkan ia ngambek atau nangis berguling-guling. Yah namanya juga anak-anak.

Orang dewasa. Ia lugas dan sudah mengerti tanggung jawab, jika sanggup ia mengatakan siap, jika tidak sanggup ia juga mengatakan tidak sanggup. Jika gagal dalam menjalankan tugas maka ia siap menerima resikonya.

Orang tua. Bagi orang tua, yang dominant adalah maklum dan maaf. Ia memaklumi kekurangan orang muda dan memaafkan kesalahan orang lain.

Problemnya, menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Ada anak muda tetapi sikapnya sudah seperti orang tua, sebaliknya tak jarang orang tua yang masih suka kekanak-kanakan.

Wassalam,
Agussyafii

Dirinya Adalah Cermin Hatiku

Dirinya Adalah Cermin Hatiku

Malam kian larut, saya memandangi wajahnya yang semakin memudar nampak tertidur lelap. Teringat Nabi memanggil kekasih tercinta Aisyah dengan sebutan Humairoh (si pipi kemerah2an), tapi saya tidak bisa memanggilnya Si pipi kemerah-merahan sebab wajahnya tidak putih lagi. karena tidak ada lagi waktu yang bisa digunakan merawat dirinya sendiri. Semua waktu habis untuk mengurus rumah dan merawat Hana.

Senyumnya adalah kebahagiaan hatiku, sedihnya adalah tangisan hatiku. Setiap kali menatapnya bagai menatap hatiku. Semua tingkah lakunya bagai cermin hatiku. Yaitu Sosok perempuan yang dipanggil ibu oleh anakku. dalam kesendirian saya menatapnya dan bertanya, Adakah pekerjaan dimuka bumi ini yang lebih mulia dari yang lakukan oleh seorang istri terhadap suami? atau seorang ibu bagi anak-anaknya?

Wassalam,
Agussyafii
Pengaruh terbaik dari orang baik menjadikan diri kita yang terbaik
Source :
agussyafii@yahoo.com
http://agussyafii.blogspot.com
0888 176 48 72

Minggu, Juli 20, 2008

Menjadi pahlawan atau pecundang?


Menjadi pahlawan atau pecundang?
Pahlawankah anda, atau seorang pecundang? Sebuah pertanyaan yang mungkin terkesan janggal. Jelas2 beda... kok masih ditanya...
Di satu sisi, pahlawan akan disanjung tinggi. Di sisi lain seorang pecundang akan diingat sebagai pihak minus. Sisi negatif..

Tapi apa iya sih memang beda?

Keduanya mungkin saja serupa. Keduanya melakukan tindakan yang sama2 aja.
Bisa jadi keduanya melakukan langkah2 yang sama2 keras... langkah2 yang kesannya "anarkis" dan ofensif...

Terkadang yang membedakan hanyalah... hasil akhir. Sukseskah atau gagal? menangkah... atau kalah?

Suatu titik rawan yang membedakan apakah seseorang itu menjadi pahlawan... atau pecundang.

Kok bisa?
Anda masih bingung dengan pernyataan itu. Ok, saya akan memberi permisalan berupa contoh2... Jadi siap2lah gunakan imajinasi anda. Siapkan sandaran kursi yang enak dan mouse di tangan kanan anda untuk roll screen penjelasan di bawah.

Pertama, anda tahu Napoleon Bonaparte.... salah satu tokoh besar dalam revolusi Perancis. Seorang yang memimpin armada Perancis dalam upaya mempersatukan Eropa. Dan sampai pada suatu titik ia akhirnya kalah. Usahanya gagal... dan akhir hidupnya cukuplah memprihatinkan.

Pernahkah anda membayangkan seandainya Napoleon Bonaparte tak pernah kalah dan pada akhirnya sukses menyatukan Eropa... Jika saja pada akhirnya Eropa kemudian menjadi satu negara, anggaplah bernama Europion.

Jika sejarah berbicara githu, tidakkah ia saat ini sudah akan menjadi tokoh yang ternama?? Pahlawan pemersatu Eropa. Pembentuk Europion. Begitu...

Sayang toh usahanya gagal. Ia kalah dalam perang di Waterloo dan ia kemudian ia malah dikenal menjadi penjahat perang. Seorang tokoh... antagonis.

Ok, lain cerita lagi. Tahu tentang Adolf Hitler? Tahu dong. Ia dikenal sebagai pembantai yang sadis dan kejam bagi bangsa Yahudi semasa perang dunia 2.

Pernah coba bayangkan seandainya dia adalah pemenang perang? Seandainya semua kekuasaan Eropa akhirnya ada di tangan Jerman? Seandainya Jerman jadi pihak pemenang di perang dunia 2 dan sukses menjadi penguasa Eropa... Coba bayangkan jika sejarah berkata demikian.

Tidakkah ia akan dianggap sebagai pahlawan? Sebagai seorang tokoh yang sukses. Dan buku2 sejarah mencatat dia sebagai seorang yang "baik"? Terlepas dari pembantaiannya terhadap kaum Yahudi? Mungkin tak akan pernah diekspos. Mungkin saja yang diekspos adalah kesuksesannya menyatukan dunia. Atau apapun itu. Sesuatu yang nilainya positif.

Jendral Mc Arthur, panglima perang di Pearl Harbour... pada akhirnya menjadi pemenang perang setelah strateginya berhasil memukul mundur pasukan blok sentral di perang dunia kedua. Tidakkah ia lantas dipuja-puja sebagai pahlawan. Sebagai seorang tokoh sukses...

Pada kenyataannya.. bukankah ia toh sama2 saja dengan Hitler dan Napoleon? Hitler membunuh dalam peperangan, dia juga. Napoleon menerapkan strategi perang untuk memperoleh kedudukan dan wilayah, dia juga.

Jadi apa bedanya?

Bedanya... dia menang dan sukses. Dan pada akhirnya orang menganggapnya sebagai tokoh baik. Sayang bahwa yang lainnya adalah pihak yang kalah... dan tinggallah mereka sebagai pecundang dan penjahat.

Pemimpin armada pro dan kontra kemerdekaan Timor-Timur misalnya. Ketika tahun 1970-an Timtim memilih integrasi dengan Indonesia, pihak Fretilin (pro kemerdekaan) seolah menjadi tokoh antagonis dalam buku2 sejarah.

Namun setelah di awal tahun 2000-an, dengan referendum ulang dan Timtim merdeka, tidakkah tokoh pro kemerdekaan lantas jadi pahlawan?? Bukan lagi pemberontak.

Seandainya GAM di Aceh sukses memerdekakan negeri Aceh, mungkin saja mereka akan menjadi pahlawan bagi rakyat Aceh? Coba bayangkan saja...

Seandainya terjadi sebuah kudeta di suatu negara... dan "kudeta" itu telah terbukti sukses, tidakkah sang pengkudeta lantas menjadi pahlawan? Menjadi rezim baru yang dicatat sejarah telah berbuat baik?? Dia berkuasa. Apa mungkin masyarakat akan mencap dia sebagai penjahat?

Andaikata kudeta itu gagal, tidakkah mereka hanya akan tercatat sebagai kaum pemberontak semata? Tidak beda dengan usaha2 "pemberontakan" yang mengganggu integritas bangsa?

Jika dilihat secara netral... tanpa bermaksud memihak sisi manapun...

Bukankah para "penjahat" melakukan tindak kekerasan? Apa para "pahlawan" tidak?
Bukankah "penjahat" melakukan tindak radikal? Bukannya "pahlawan" toh juga.

Jadi... apa bedanya?
Sekedar menang dan kalahkah? Sekedar sukses dan gagalkah?

What do you think?



--
Best Regard
Erwin Arianto,SE
from :
erwinarianto@gmail.com

Sabtu, Juli 19, 2008

Nice & Fun Reading


A Stupid Genius Dog

A butcher watching over his shop is really surprised when he sees a dog coming inside the shop. He shoos him away.
But later, the dog is back again. So, he goes over to the dog and notices it has a note in its mouth.
He takes the note and it reads "Can I have 12 sausages and a leg of lamb, please". The dog has money in its mouth, as well.
The butcher looks inside and, there is a ten dollar note there. So he takes the money and puts the sausages and lamb in a bag, placing it in the dog's mouth. The butcher is so impressed, and since it's about closing time, he decides to shut the shop and follow the dog.
So off he goes. The dog is walking down the street, when it comes to a level crossing;
The dog puts down the bag, jumps up and presses the button. Then it waits patiently, bag in mouth, for the lights to turn.
They do, and it walks across the road, with the butcher following him all the way.
The dog then comes to a bus stop, and starts looking at the timetable. The butcher is in awe as the dog stops a bus by pulling
It’s left leg up and gets in it. The butcher follows the dog into the bus. Then the dog shows a ticket which is tied to its belt to the bus conductor.
The butcher is nearly fainting at this sight, so are the other passengers in the bus.
The dog then sits near the driver's seat looking outside waiting for the bus stop to come. As soon as the stop is in sight,
The dog stands and wags its tail to inform the conductor. Then, without waiting for the bus to stop completely, it jumps out of the bus and runs to a house very close to the stop. It opens the big Iron Gate and rushes inside towards the door.
As it approaches the wooden door, the dog suddenly changes its mind and heads towards the garden. It goes to the window,
And beats its head against it several times, walks back, jumps off, and waits at the door.
The butcher watches as a big guy opens the door, and starts abusing the dog, kicking him and punching him, and swearing at him.

The butcher surprised with this, runs up, and stops the guy.
"What in heaven's name are you doing? The dog is a genius. He could be on TV, for the life of me!" to which the Guy responds:

"You call this clever? This is the second time this week that this stupid dog's forgotten his key."

*Moral of the story:You may continue to exceed onlooker's expectations but shall always fall short of the boss' expectations.
It's dog's life after all.........*

Ladies …

When a man steals your wife, there is no better revenge than to let him keep her.

After marriage, husband and wife become two sides of a coin; they just can't face each other, but still they stay together.

By all means marry. If you get a good wife, you'll be happy. If you get a bad one, you'll become a philosopher.

Woman inspires us to great things, and prevents us from achieving them.

The great question... which I have not been able to answer... is, 'What does a woman want?

I had some words with my wife, and she had some paragraphs with me.

Some people ask the secret of our long marriage. We take time to go to a restaurant two times a week. A little candlelight, dinner, soft music and dancing. She goes Tuesdays, I go Fridays.

I don't worry about terrorism. I was married for two years.

There's a way of transferring funds that is even faster than electronic banking. It's called marriage.

I've had bad luck with both my wives. The first one left me, and the second one didn't.

Two secrets to keep your marriage brimming
1. Whenever you're wrong, admit it,
2. Whenever you're right, shut up.

The most effective way to remember your wife's birthday is to forget it once...

You know what I did before I married? Anything I wanted to.

My wife and I were happy for twenty years. Then we met.

A good wife always forgives her husband when she's wrong.

Marriage is the only war where one sleeps with the enemy.

A man inserted an 'ad' in the classifieds: 'Wife wanted'. Next day he received a hundred letters. They all said the same thing: 'You can have mine.

First Guy (proudly): 'My wife's an angel!'
Second Guy: 'You're lucky, mine's still alive...

FEW QUOTES

IN A DAY, WHEN YOU DON'T COME ACROSS ANY PROBLEMS - YOU CAN BE SURE THAT YOU ARE TRAVELING IN A WRONG PATH
- SWAMI VIVEKANANDA

***********************************************

3 SENTENCES FOR GETTING SUCCESS:-
A) KNOW MORE THAN OTHER
B) WORK MORE THAN OTHER
C) EXPECT LESS THAN OTHER
- WILLIAM SHAKESPEARE

**********************************************

IF YOU WIN YOU NEED NOT EXPLAIN .... BUT IF YOU LOSE YOU SHOULD NOT BE THERE TO EXPLAIN - ADOLPH HITLER

***********************************************
DON'T COMPARE YOURSELF WITH ANYONE IN THIS WORLD. IF YOU DO SO, YOU ARE INSULTING YOURSELF - ALEN STRIKE

***********************************************

IF WE CANNOT LOVE THE PERSON WHOM WE SEE, HOW CAN WE LOVE GOD, WHOM WE CANNOT SEE?
- MOTHER THERESA

***********************************************

NO MAN IS RICH ENOUGH TO BUY HIS PAST - OSCAR WILDE

***********************************************

IF YOU WANT REAL PEACE DON'T TALK TO YOUR FRIENDS , TALK WITH YOUR ENEMIES - MOTHER THERESA

***********************************************

WINNING DOESN'T ALWAYS MEAN BEING FIRST, WINNING MEANS YOU'RE DOING BETTER THAN YOU'VE DONE BEFORE -BONNIE BLAIR

***********************************************

EVERYONE THINKS OF CHANGING THE WORLD , BUT NO ONE THINKS OF CHANGING HIMSELF - LEO TOLSTOY

***********************************************

I WILL NOT SAY I FAILED 1000 TIMES , I WILL SAY THAT I DISCOVERED THERE ARE 1000 WAYS THAT CAN CAUSE FAILURE - THOMAS EDISON

***********************************************

BELIEVING EVERYBODY IS DANGEROUS; BELIEVING NOBODY IS VERY DANGEROUS - ABRAHAM LINCOLN

***********************************************

LOVE YOUR JOB BUT NEVER FALL IN LOVE WITH YOUR COMPANY BECAUSE YOU NEVER KNEW WHEN IT STOPS LOVING YOU .... - ABDUL KALAM

***********************************************

IF SOMEONE FEELS THAT THEY HAD NEVER MADE A MISTAKE IN THEIR LIFE, THEN IT MEANS THEY HAD NEVER TRIED A NEW THING IN THEIR LIFE - EINSTEIN

***********************************************

NEVER BREAK FOUR THINGS IN YOUR LIFE
TRUST, PROMISE, RELATION, HEART BECAUSE WHEN THEY BREAK THEY DON'T MAKE NOISE BUT PAINS A LOT - CHARLES

***********************************************
IF YOU START JUDGING PEOPLE YOU WILL BE HAVING NO TIME TO LOVE THEM - MOTHER THERESA


from :
Dhani Aristyawan, S. Kom
dhania@agip.co.id

Jumat, Juli 18, 2008

Hadist & Quote of the day


Dari Al-Mughirah bin Syu`bah, dari Nabi saw, beliau bersabda :
"Sekelompok dari umatku akan selalu menang sampai urusan Allah (kiamat) datang kepada mereka. Dan mereka adalah yang menang".

(HR: Bukhari)

What you have become is the price you paid to get what you used to want.

- Mignon McLaughlin -

from :

Salam IHSAN,
RLC
ridwan fadil

" Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire "


Minggu lalu saya berada di New York City, tepatnya Manhattan, yang jaraknya kurang lebih 2500 mil dari kediaman saya di San Francisco Bay Area. Seorang "mogul" alias pengusaha kelas kakap yang berteman dekat dengan Donald Trump memanggil saya untuk membantunya dalam mendirikan divisi baru institusi pendidikannya yang sudah mendunia. Sebutlah namanya Mr. JC.

Sebagai seorang konsultan yang sering mendengar nama Mr. JC ini disebut-sebut, tentu saja saya sangat girang ketika dikontak oleh asistennya untuk mengunjungi Si Mogul ini untuk business meeting. Dengan harap-harap cemas saya mempersiapkan segala sesuatunya agar presentasi saya nanti tidak memalukan. Namanya saja berbisnis dengan seorang pengusaha kelas kakap. Siapalah saya ini di matanya.

Ternyata, di luar dugaa n saya, Mr. JC sangat ramah dan informal. Kecerdasannya tampak jelas dari "being comfortable in his own skin." Ia sangat nyaman dengan dirinya sendiri, tidak ada unsur intimidasi maupun berusaha tampak lebih cerdik daripada lawan bicaranya. Sungguh saya sangat terkesan.

Selama kurang lebih 6 jam perjalanan pulang di pesawat, saya banyak merenungkan pertemuan ini, terutama mengenai kepribadian Mr. JC yang sangat menawan. Otak saya yang gemar melakukan studi komparasi kembali bekerja. Satu per satu wajah orang-orang sukses muncul di benak saya. Wah, ternyata banyak sekali kemiripan sifat dan perilaku mereka dengan Mr. JC, yang tampaknya sangat bertolak belakang dengan sifat-sifat dan perilaku mereka yang kurang berhasil.

Sepuluh unsur kepribadian seorang billionaire yang saya sarikan berdasarkan komunikasi dan pergaulan pribadi dengan para billionaies dan beberapa pengusaha sukses adalah sebagai berikut:

Satu, keberanian untuk berinisiatif.

Di sinilah letak keunikan utama pengusaha kelas kakap dunia. Mereka selalu punya ide-ide jenial. Sebagai contoh, lihat saja si Raja Real Estate, kebangkitannya dari bangkrut beberapa tahun yang lalu sekarang sudah membuahkan lebih dari sekedar kerajaan properti belaka. Ada boneka Donald, ada seri TV The Apprentice, ada online university TrumpUniversity.com, bahkan ada t-shirt "You're Fired" dan buku-buku best-sellernya. Semua berangkat dari inisiatif belaka, yang bisa kita pelajari dan tiru.

Dua, tepat waktu.

Selalu menepati janji dan tepat waktu karena ini adalah bukti kemampuan memanage sesuatu yang paling terbatas di dalam hidup kita, yaitu waktu. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis. Respek terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri send iri dan partner bisnis.

Tiga, senang melayani dan memberi.

Seorang billionaire pasti mempunyai kepribadian sebagai pemimpin dan seorang pemimpin adalah pelayan dan pemberi. The more you give to others, the more respect you get in return. Syukur-syukur kalau ada karma baik sehingga mendapat kebaikan juga dari orang lain. Paling tidak dengan memberi dan melayani, kita sudah menunjukkan kepada dunia betapa berlimpahnya kita. Alam bawah sadar kita akan terus membentuk blue print sukses berdasarkan kemampuan memberi ini.

Empat, membuka diri terlebih dahulu.

Pernah Anda bertemu orang yang selalu mau bertanya soal hal-hal pribadi tentang orang lain namun tidak pernah mau membuka diri? Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, yang pasti mereka akan sangat sulit untuk mencapai kesuksesan karena dua hal ini adalah lawan dari unsur-unsur yang membangun sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, sesuatu yang dicari oleh para partner bisnis sejati. (Siapa yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius?)

Lima, senang bekerja sama dan membina hubungan baik dengan para partner bisnis.

Teamwork jelas adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Donald Trump dan Martha Stewart pun mempunyai tim-tim mereka yang sangat loyal sehingga mereka bisa mencapai sukses luar biasa. "No man is an island," kita semua perlu membangun network kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses semakin terbuka lebar.

Enam, senang mempelajari hal-hal baru.

Kembali kita mengambil contoh Pak Trump yang baru saja membuka online university. Apakah beliau adalah ahli pendidikan? Seorang profesor? Jelas tidak, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung mengaplikasikannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis baginya adalah tempat bermain yang luas dan tidak terbatas. Kuncinya hanya satu: senang belajar dan mencari hal-

hal baru.

Tujuh, jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama.

Lance Armstrong pernah berkata, "There are two kinds of days: good days and great days." Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Jangan sekali-kali mengeluh di dalam bisnis, walaupun suatu hari mungkin Anda akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal adalah kesempatan untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana Anda gagal tetap adalah a good day (hari yang baik).

Delapan, berani menanggung resiko.

Jelas, tanpa ini tidak ada kesemp atan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day (lihat di atas). So, untuk apa takut? Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari kan?

Sembilan, tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat).

Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya.

Sepuluh, "comfortable in their own skin"

Alias nyaman dengan diri sendiri tanpa perlu berusaha menut up-nutupi sesuatu maupun supaya tampak "lebih" dari lawan bicaranya. Pernah bertemu dengan billionaire yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Saya yakin tidak ada. Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri.

Apakah Anda mempunyai kepribadian seorang billionaire? Hanya Anda yang bisa menjawab. Salam sukses, sampai bertemu di puncak gunung kesuksesan.[]

Sumber: Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire oleh Jennie S. Bev. Jennie S. Bev adal ah konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator berbasis di San Francisco Bay Area. Baca perjuangan dan prestasinya di JennieSBev.com.

from :

Salam Sukses,

KECAPNYA NOMOR SATU...

Saya baru kembali dari Bengkulu.

Oleh-olehnya tidak banyak. Tapi saya dengan sengaja membawa satu botol kecap, buatan lokal, dari daerah Lubuk Linggau. Halaaaah...wong kecap saja kok mesti bawa dari jauh, ya ? Apalagi bawanya mesti hati-hati banget. Dibungkus kertas koran sampai ketat dan kantong plastik dua lapis. Lalu disimpan di dalam tas yang saya jaga sendiri di dalam kabin. Dipegang dengan sangat hati-hati, serta tidak boleh sampai disenggol orang. Duuuh...menggendong sebotol kecap sama repotnya dengan menggendong bayi...hik hik hik...

Ini bukan yang pertama kali saya membawa kecap dalam perjalanan, mesti kerepotan dan kadang mesti adu otot dulu dengan petugas bandara. Maklum, menurut peraturan penerbangan ( dan barangkali juga standar keamanan) cairan seperti kecap ini tidak boleh dibawa begitu saja. Kuatir meledak atau tumpah karena botolnya pecah. Tapi demi perburuan atas selera ini, selalu saya bela-belain untuk membawa barang sebotol dua botol kecap dari setiap perjalanan saya.

Begitulah. Saya suka mencari kecap produk lokal. Ke mana pun saya pergi. Kadang saya harus menyusuri pasar-pasar tradisional, atau mencari warung yang penampilannya lusuh dan amburadul. Hanya untuk mendapatkan produk kecap buatan asli setempat. Kadang mereknya tidak jelas. Kadang stikernya terkesan murahan. Kadang botolnya pun tidak jelas lagi warnanya. Agak berdebu dan tersembunyi di rak bagian belakang. Batas waktu produksinya pun entah sampai kapan. Tapi yang jelas, produk kecap seperti ini selalu menimbulkan rasa penasaran.

Mau tahu rasanya ? Sangat beraneka !

Tadinya saya bukan penggemar kecap , kecuali kecap asin cap angsa buatan Medan, yang sudah saya kenal sejak masa kanak-kanak. Awalnya lidah saya ini sudah terpengaruh oleh rasa asin kecap Medan yang untuk ukuran kelezatan memang tidak ada duanya. Tapi berdasarkan pengalaman dan juga perjalanan ke sana ke mari, akhirnya mau tidak mau saya pun harus menyesuaikan diri dengan rasa kecap yang tersedia di pasar setempat.
Lalu timbul rasa penasaran. Kenapa setiap daerah punya kecap dengan rasa yang beraneka ? Mulai dari kecap yang asinnya lebih gawat dari air laut, hingga kecap yang manisnya seperti gulali, dan kecap yang berasa di tengah-tengah. Cukup asin dan manisnya. Belum lagi aromanya. Ada yang beraroma ikan, beraroma udang, beraroma mirip terasi, beraroma gula karamel, dan ada yang tidak berasa aroma sama sekali.

Lidah saya pun mulai bereksperimen. Jilat sana jilat sini...nyemm...nyemm ! Akhirnya semua kecap menjadi enak dan lezat di lidah saya. Entah karena kemampuan adaptasi lidah memang luar biasa, atau karena saya menyesuaikan rasa dan aroma dengan keperluannya.

Belakangan saya bisa memilih, kecap rasa apa yang cocok untuk masakan matang. Kecap mana yang enak untuk disiram begitu saja di atas makanan. Nyaris tidak ada hari tanpa kecap. Semur, jelas pakai kecap. Capcay juga dikecrutin kecap asin dan aroma ikan. Sup daging atau ayam ? Boleh jugalah....Tahu telor, waaah...sangat perlu. Ibaratnya nggak ada tahu telor tanpa kecap. Telor mata sapi biasa ? hmm...pasti perlu kecap yang dicampur irisan bawang dan cabe rawit. Semua deeeh, pakai kecap. Bahkan kadang saya juga mencoba menyiram kecap manis yang kental di atas gado-gado dan pecel, yang tidak mungkin akan saya lakukan dengan kecap asin ala Medan tempo doeloe...he he he..
*
Ngomong-ngomong soal kecap, saya jadi ingat iklan perusahaan kecap yang sudah menggurita seperti raksasa. Semua produsen kecap kelas raksasa ( atau anak raksasa) akan mengatakan bahwa rasa dan kualitas kecapnya adalah nomor satu. Perhatikanlah...Tidak ada perusahaan kecap yang berani bilang bahwa rasa kecapnya adalah nomor dua...( hahaha...ya, iyalah...). Padahal kita tahu, soal rasa bukanlah soal ranking, tapi soal selera.

Jadi bagi saya, kualitas memang boleh nomor satu. Tapi tentang rasa...nanti dulu... Jangan sampai kita didikte oleh produsen !

Jujur saja, saya kurang menyukai kecap yang sudah tidak memiliki ‘rasa asli’ khas daerah. Karena dengan standar rasa tertentu di mana pun kita membeli kecap merek tersebut, maka rasanya akan selalu sama. Tidak ada lagi rasa ‘penasaran’nya. Tidak ada kejutannya. Padahal kadang-kadang, dalam proses menyantap makanan juga terdapat proses eksperimen dan petualangan selera. Dan dengan kecap, kita bisa berekperimen soal rasa dan selera yang tidak bisa disamakan di mana pun kita berada.

Saya bukan fanatik merek. Jadi di dapur saya yang mungil itu kadang ada 3 atau 4 merek dan beraneka rasa kecap. Tergantung bagaimana mood saya dalam urusan per-kecap-an ini. Kalau saya sedang rajin jalan dan berburu, maka berbagai merek pun memenuhi lemari dapur saya. Ada kecap Tangerang ( yang mesti dipesan khusus ke warungnya), kecap Cirebon, Kecap Kuningan, Kecap Semarang, Kecap Sidoarjo, Kecap Jogya, hingga kecap Medan yang rutin harus hadir di antara bumbu masak lainnya. Semuanya akan silih berganti menemani setiap masakan dan makanan yang dihidangkan di meja makan saya.

Dulu saya sempat terheran-heran melihat sepupu saya suka sekali melumuri kerupuk putih yang keriting itu dengan siraman kecap manis yang kental. Saya sempat murka juga, ketika dia mogok makan gara-gara tidak ada kecap. Sampai segitunya ? Aneh banget !

Sekarang saya juga sudah keranjingan seperti itu. Makan pun rasanya kurang afdol kalau tidak ditemani kecap. Kadang, dalam satu kali makan ada dua rasa kecap yang mesti diadu di atas nasi...he he he...supaya rasanya seimbang...Belum lagi kalau ada tahu goreng yang panas...wuaaaaaahhhh...tanpa kecap rasanya akan kurang menggigit...
*
Kembali ke slogan produsen kecap, bahwa kecapnya adalah nomor satu.

Dipikir-pikir, ya memang iyalah...kecap itu kan urusan selera. Bagi yang suka, pasti kecap apa pun akan menjadi yang nomor satu. Seperti kecap yang saya bawa dari Bengkulu, yang saya temukan di sudut rak sebuah warung kecil di pinggiran kota Curup . Rasanya memang khas...dan nikmat sekali disantap dengan tahu goreng panas atau menjadi tambahan campuran tumis...hmmm....

Sama juga seperti kehidupan kita sehari-hari. Kalau sedang ada maunya, sedang ada selera atau kebutuhan terhadap sesuatu, maka semua menjadi nomor satu. Dalam bahasa marketing, kecap adalah penyedap rasa . Rayuan kita adalah rayuan kecap. Seakan-akan bujukan kita adalah bujukan yang terbaik. Maksud dan tujuan kitalah yang terbaik, sehingga luput cacat celanya.

Padahal...seperti kecap, masing-masing ada porsinya. Semua ada rumusnya. Semua ada ciri khasnya. Berbicara dalam bahasa kecap seyogyanya berbicara dalam bahasa hati. Bahasa perasaan. Bahasa kepekaan. Rasa yang mengglobal justru akan mematikan kepekaan kita terhadap sisi-sisi unik sebuah cita rasa yang diproses dari perjalanan waktu.

Bagi saya...kecap adalah pemahaman terhadap sebuah budaya. Paling tidak budaya kuliner yang menjadi bagian dari keseharian hidup suatu masyarakat. Kendati kecap adalah produk yang awalnya datang dari negeri yang jauh, tapi di setiap daerah ia sudah berasimilasi dengan budaya setempat. Ada local wisdom dalam hal selera dan tata cara makan. Jadi...kalau mau tahu bagaimana memahami suatu masyarakat...nikmatilah rasa kecapnya...
**)*(**
Jakarta, 21 November 2007
Salam kecap yang selalu nomor satu...
Ietje
from :
Art-Living Sos 2007 (A-11
Start : 21/11/2007 17:43
Finish : 21/11/2007 18:30
IETJE SRI UMIYATI GUNTUR <ietje_guntur@bca.co.id>
PELANGI TUJUH WARNA

Menjadi orang jogja dan menjadi orang yang harus bekerja di kawasan Indonesia Timur ternyata membuat saya menjadi orang yang sangat beruntung, terlebih lagi bagi saya yang mempunyai hobby mengagumi matahari pagi dan langit jingga pagi hari, matahari sore dan langit senja. Anda mungkin bingung dengan kalimat diatas, baiklah, kita urai satu persatu. Perjalanan dari Jogja menuju kawasan Indonesia timur, mau tak mau harus saya tempuh dengan pesawat udara (meskipun ada alternatif transportasi lain yaitu dengan kapal). Penerbangan kearah timur dari kota Jogjakarta terutama ke kota Makassar merupakan penerbangan pagi hari, karena penerbangan tersebut kearah timur dan menantang matahari pagi yang mulai menyembul dan menyapa dunia di hari yang baru, membuat saat-saat selepas tinggal landas menjadi sangat menyenangkan, karena pemandangan dibawah akan terlihat begitu indah,menyegarkan sekaligus menakjubkan, puncak merapi dengan kekokohannya, bengawan solo dengan kelokannya dan semburat warna jingga mentari pagi seolah berebut untuk memamerkan keelokan yang dimilikinya. Sebaliknya penerbangan langsung dari Makassar ke Jogja selalu dijadwalkan pada sore hari, ini membuat saya benar-benar menikmati langit lepas tengah hari yang tak kalah menarik, awan yang berarak dan berubah menjadi awan jingga yang indah karena terpaan mentari senja membuat saya senantiasa menikmati perjalanan pulang saya dan kejenuhan dalam penerbangan selama hampir dua jam tak sedetikpun hinggap.

Tak hanya itu, penerbangan sore pernah membuat saya mendapati keindahan fenomena optis alam yang sangat menakjubkan, apalagi kalau bukan pelangi. Bila selama hidup saya, saya mendapati pelangi sebuah lengkungan alam yang sangat singkat untuk dinikmati, bahkan kadang terhalang oleh pepohonan, perumahan, sehingga kehadiran pelangi hanya kilasan yang sedikitpun tak meninggalkan kesan mendalam dikepala saya. Lain halnya ketika saya menyaksikan pelangi ketika berada diatas pesawat, lengkungan tujuh warna yang dalam cerita menjadi pertanda bahwa bidadari dari kahyangan turun kebumi itu terasa dekat sekali. Lengkungannya terlihat penuh seperti yang terlukis dalam buku cerita masa kanak-kanak. Selain menikmati lengkungan yang penuh, tanpa halangan apapun, sayapun bisa melihat pita alami terindah ciptaan Tuhan itu lebih lama, setidaknya saya bisa meresapi kehadirannya, mematri keindahannya didalam benak saya dan sampai kapanpun saya pasti bisa membayangkannya kembali lengkap dengan deretan awan yang ada disekelilingnya.

Berbicara soal pelangi, mengingatkan saya pada halaman web milik motivator wanita Jennie S. Bev yang banner-nya mengusung mawar pelangi untuk Indonesia yang berupa tujuh mawar berwarna merah jingga, kuning,hijau, biru, nila dan ungu. Setiap kali mengunjungi alamat web tersebut, saya selalu menginterpretasikan sendiri makna dari mawar pelangi itu, dan maknanya adalah bahwa keindahan itu tercipta dari keberagaman, plularisme, dan ini terbukti dari keindahan isi web-nya, meskipun pengunjungnya berasal dari berbagai kalangan, berbagai latar belakang pendidikan, profesi, namun hal inilah yang membuat web yang beralamat di www.jennieforindonesia.com ini sangat banyak menerima komentar-komentar dari pembacanya yang secara jelas menunjukkan dinamika masing-masing orang yang sempat mampir di rumah maya motivator wanita yang bermigrasi ke Amerika tersebut. Secara sadar atau tidak siapapun yang menyelami makna dari banner pelanginya serta meresapi dinamika tema dari setiap postinganya akan setuju bahwa web itu selalu menarik untuk dikunjungi.

Pelangi tak hanya menginspirasi Jennie untuk memunculkan tema mawar pelangi, bagi saya yang senantiasa bekerja dalam team, pelangi mempunyai makna yang cukup dalam. Seperti biasanya, sebuah tim, selalu terbangun dari sekumpulan orang yang berbeda karakter, motivasi bergabung dalam tim, orientasi kedepan yang diharapkan masing-masing orangpun juga beragam. Tak jarang perbedaan-perbedaan itu menghadirkan gesekan, perselisian masing-masing personal yang bila tidak disikapi dengan arif akan berujung pada perpecahan tim itu sendiri.

Sikap arif dalam mempertahankan keutuhan tim (tim apapun itu) menjadi seni tersendiri yang semestinya disadari oleh setiap individu yang ada didalamnya, dari sikap arif itu pulalah yang nantinya akan menjadi pemicu munculnya dinamika, serta keindahan yang sengaja atau tidak muncul dari kreativitas masing-masing individu yang diterima dengan baik oleh anggota tim yang lain meskipun mungkin sebelumnya diwarnai dengan perdebatan-perdebatan seru. Itulah gunanya mengapa Tuhan menciptakan orang-orang dengan isi kepala yang beraneka ragam, dan seperti itu pulalah jawabannya mengapa Tuhan menciptakan pelangi dengan warna yang beraneka ragam.. Untuk KEINDAHAN

Apa yang akan terjadi bila Tuhan menciptakan orang-orang dengan isi kepala dan jalan pikiran yang sama, atau Tuhan hanya menciptakan pelangi dengan satu warna saja, tentu hidup ini akan terasa statis, tak ada perubahan kehidupan yang berarti dan juga ketakjuban kita pada pelangi mungkin tak akan terlukis dengan indah dalam bacaan anak- anak yang secara alami menyenangi warna-warna cerah, atau tersurat dalam puisi nan indah karya pujangga terkenal.

So… Bila merasa tertahan pekerjaan atau merasa frustasi karena tak mampu memahami jalan pikiran orang lain yang bekerja sama dengan kita, bayangkan saja keindahan pelangi yang melengkung dengan tujuh warna yang menyusunnya, dan berpikirlah dengan arif untuk mencoba mencerna apa yang sebenarnya dipikirkan oleh orang tersebut, jangan sekali-sekali mempunyai pandangan bahwa ketika kita bertemu dengan orang yang berbeda jalan pikiran dengan kita seperti bertemu dengan musuh yang mengancam, tapi berpikirlah bahwa itu merupakan awal dari sebuah proses dinamis menuju hal yang lebih baik, bukankan keindahan pelangi tercipta ketika rintik hujan bertemu dengan sinar matahari yang jelas berbeda karakternya???.

ESBEA.

Regards,
Sribudi Astuti
from :
Sribudi Astuti

:www.melati-putihku.blogspot.com

Seperti singa atau rusa


Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, tapi mata ini masih sulit terpejam, diruang tengah terdengar suara langkah yang sangat saya hapal iramanya, ya irama langkah ayah. Meskipun sudah satu tahun lebih tak bertemu, saya sangat hapal mana suara langkah ayah dan mana suara langkah ibu. Ternyata ayah tidak pernah sedikitpun melupakan kebiasaan lamanya, menengok dan memastikan anak-anaknya sudah tidur atau masih terjaga, serta memastikan apakah pintu depan telah dikunci atau belum.

Pintu kamar saya memang belum saya tutup, mata saya masih tertuju pada layar monitor computer yang menampilkan gambar padang sabana di Afrika dengan ribuan rusanya serta beberapa ekor singa yang sedang menanti waktu yang tepat untuk menghabisi mangsanya. Suara narator dan suara khas kawanan rusa yang panik dikejar-kejar seekor singa yang keluar dari speaker computer menarik perhatian ayah. Beliau masuk kekamar dan menegur saya yang sedang fokus memerhatikan layar monitor.

“ lagi apa Dhik?”

“ Liat makhluk telanjang lagi!” jawab saya pendek sambil terus memerhatikan

Ya saya menyebut binatang-binatang yang saya lihat di VCD atau TV sebagai makhluk telanjang, tapi walaupun demikian tidak disebut sebagai blue film loh. Sejenak ayah turut memerhatikan adegan demi adegan dalam film documenter itu tanpa berkedip, ya.. siapa yang rela melewatkan adegan dimana sang singa menghabisi mangsanya.. itu saat paling nenegangkan bagi penggemar film-film petualangan.

Ketika film berakhir, ayah bukannya pergi dari kamar saya, melainkan membawa saya pada perdebatan soal binatang tadi. Ayah sedikit protes dengan kebiasaan lama saya yang masih gemar melihat film-film dokumenter tentang flora dan fauna serta film-film dokumenter seri petualangan lainnya.

“ Kok kebiasaan lamamu tidak berubah ta Dhik?”

“ ya.. mau gimana lagi Yah, daripada liat sinetron dan berita yang isinya orang-orang cakar-cakaran melulu gak tuntas-tuntas, mending liat singa nyakar rusa, lebih seru, paling ujung-ujungnya si rusa mati dan menjadi santapan lezat singa lapar.”

Sebenarnya ayah sudah lama sekali protes dengan kebiasaan saya melihat film-film dokumenter, alasannya sih klasik.. itu kebiasaan anak tomboy. Tapi saya juga tidak pernah bergeming dengan alasan saya, melihat film dokumenter seri binatang jauh lebih menarik daripada melihat sinetron di televisi yang sama sekali tidak mengandung muatan pendidikan. Semakin diprotes semakin menjadi-jadi kegilaan saya pada binatang liar, setiap hari selalu saja ada vcd film-film dokumenter entah itu dari National Geographic, BBC, yang saya pinjam, semakin banyak kisah-kisah binatang yang menjadi bahan cerita saya dihadapan ayah.

Suatu hari ayah menanyakan mana makluk yang baik, singa atau rusa. Bila ditinjau dari sisi rantai makanan, kedua makluk itu tentu mempunyai peran masing-masing dalam menjaga keseimbangan alam, bila salah satu tidak ada,maka keseimbangan ekosistem akan terganggu. Bila tak ada rusa, populasi rumput sabana menjadi tidak terkendali dan singa menjadi kehilangan sumber makanannya, sebaliknya bila singa tidak ada, populasi rusa tidak terkendali, dan mungkin rumput tidak akan mencukupi untuk mensuplai makanan bagi rusa.

Tapi bila harus memilih mana yang saya sukai, jujur saya memilih rusa, walau makluk lemah, dia makluk sosial yang hidup ditengah-tengah kawanan yang jumlahnya ribuan, meskipun makanannya hanya rumput, tapi kotoran yang dihasilkannya berguna untuk menyuburkan rumput yang sekaligus sumber makanannya, dagingnya yang lezat juga mampu menjadi sumber makanan makluk lain seperti singa, cheetah, maupun harimau.bila si rusa mati bukan karena diterkam singa, bangkainya pun masih bisa menjadi sumber makanan bagi hyena juga burung pemakan bangkai.

Sedangkan singa… wuihh… nggak deh,… walaupun dia kuat dan dijuluki sebagai raja hutan, tapi tak sekor makluk lainpun yang mau dekat-dekat dengannya, jangankan binatang lain, singa lainnya saja menjadi musuh. Lebih dari itu kotoran singa juga tak ada gunanya, paling banter menjadi butiran kering dan keras karena terpanggang matahari, tak ada rayap atau semut yang mau peduli dan mau mendekat untuk menguraikannya menjadi tanah. Bila singa mati, siapa yang peduli, siapa yang mau memanfaatkan dagingnya.. tak ada, mungkin hanya semut dan rayap yang mengurai sedikit demi sedikit tubuh si raja hutan tersebut… Apa gunanya jadi kuat tapi tak punya teman.

Kalimat-kalimat diatas pernah membuat saya secara tak sadar berucap kepada ayah “Ayah, aku mau menjadi seperti rusa, bukan singa.” Bagaimana dengan anda yang telah membaca tulisan ini, mau mengambil filosofi rusa atau singa? Semua terserah anda, semoga dari tulisan ini dapat dipetik hikmah. [ESBEA]

Regards,
Sribudi Astuti

from :
Sribudi Astuti
:www.melati-putihku.blogspot
.com
Short Story "Terms"


Cerita perahu pada tulisan di bawah ini adalah merupakan perumpamaan dari Benyamin Franklin.

Perumpamaan Benyamin Franklin tokoh Amerika,yang legendaris itu, 1706-1790, mengasyikkan untuk
refleksi dan kontemplasi.

Sama barunya dengan Stephen Covey 1993 dalam "7 Habits" yang mendandani manusia "dari dalam keluar".

"Time is money" itu juga istilah yang diintroduksi oleh Ben, panggilan Benyamin, penulis, negarawan, businessman, revolusioner sukses, 250 tahun lalu.
Penulis naskah kemerdekaan Amerika.

Memang sebaiknya, perahu kita tidak terpengaruh oleh kaya atau miskin, oleh baik atau buruk, oleh duka & suka,
oleh hitam & putih..melainkan:
"Selidikilah hatimu sendiri dengan tekun karena dari dalamnya mengalir persoalan kehidupan dan jalan keluar menuju kedamaian jiwa.."

Terms INSIDE-OUT juga sudah dipakai di arena tinju
Amerika tahun 1930, zamannya Jimmy Braddock melawan Max Baer yang legendaris di kelas berat ringan waktu itu.

Banyak terms-terms saat ini, sudah lahir ratusan/
puluhan tahun lalu.
Yang relatif baru "WIN-WIN"
keluaran Stephen Covey tahun 1990an, baru berumur 17 tahun.
Semoga kehidupan kita tambah "sukses" dan "mulia"
from :
Salam mulia, salam mulai
harry 'uncommon' purnama
MOTIVATION TO CHANGE: 'WASH YOUR HAND'
021.715.87887; 0813.8286.3949
http://uncommon-leadership.blogspot.com/
NEW MILIS 'Motivation to Change'
washyourhand-subscribe@yahoogroups.com

Ada renungan bagus,
Satu perahu berlayar ke timur, lainnya ke barat,
Padahal digerakkan oleh angin yang sama.


Bukan arah angin yang menentukan ke mana arah perahu,
Tapi bentangan lebar layarlah yang membawa kita.

Seperti angin laut itulah alur kehidupan.
Saat kita mengarungi kehidupan,
Bentangan jiwalah yang menentukan tujuannya,

Dan bukan ketenangan atau hiruk pikuknya lingkungan kita

from :
On 25/11/2007, jamil azzaini <jamil_azzaini@yahoo.com>