Senin, Agustus 04, 2008

Keterampilan Dasar Seorang Guru (3)


Keterampilan Dasar Seorang Guru
3. Keterampilan Melakukan Variasi
Saat ini kita sering melihat dan menyaksikan guru melaksanakan pembelajaran sambil berdiri di depan kelas dengan metode ceramah sepanjang jam belajar. Dia tampak tidak peduli dengan kondisi peserta didiknya. Apakah mereka memperhatikan, memahami, atau bahkan tak peduli dengan guru tersebut. Guru ini juga tidak peduli apakah materi yang disampaikannya dapat diterima dan diserap dengan baik oleh peserta didiknya. Targetnya hanya untuk mengejar ketercapaian kurikulum dan tugasnya selesai.
Sebagai seorang guru, harusnya kita bisa melihat (membaca) situasi dan kondisi peserta didik kita.Apakah mereka berminat dan antusias dengan materi yang kita sampaikan? Atau apakah mereka sudah tampak lelah dan bosan dengan pembelajaran yang kita lakukan? Oleh karenanya kita perlu memiliki keterampilan untuk mengadakan variasi.
Keterampilan ini diperlukan oleh guru untuk mengatasi kebosanan peserta didik. Kebosanan akan terjadi bila seseorang selalu melihat, mendengarkan, merasakan dan melakukan hal yang sama secara terus menerus. Untuk mengurangi rasa bosan yang dirasakan peserta didik, maka kegiatan pembelajaran perlu diberikan secara bervariasi.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi peserta didik didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Manfaat keterampilan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran diantaranya sebagai berikut.
a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian.
b. Memberi kesempatan pada peserta didikuntuk mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi tentang hal-hal baru.
c. Memupuk tingkah laku yang positif bagi guru dan sekolah dengan berbagai cara pembelajaran yang lebih hidup.
d. Memberi kesempatan pada peserta didik memperoleh dan mengikuti kegiatan belajar dengan cara yang disenanginya.
e. Lebih meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang menarik dan terarah.
Keterampilan melakukan variasi dalam penggunaannya memiliki beberapa prinsip, yaitu:
a. variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan, cocok dengan kemampuan peserta didik. Variasi hendaknya dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan karena dapat menimbulkan kebingungan bahkan dapat mengganggu kegiatan pembelajaran. Misalnya: saat melaksanakan pembelajaran kita selipkan sedikit humor atau canda yang segar. Namun jangan sampai humor ini kelewat batas sehingga tujuan utama menyampaikan materi akan terlupakan dan peserta hanya mengingat bagian humornya saja;
b. variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak mengganggu perhatian peserta didik dan kegiatan pembelajaran. Misalnya saat mengajar biologi tentang proses tumbuhnya tanaman. Guru ingin mengadakan varisai dengan mengajak anak-anak melakukan percobaan. Guru memberi penjelasan sebentar, lalu dia pergi keluar kelas untuk menyiapkan bahan-bahan percobaan. Hal ini tentu saja sangat mengganggu konsentrasi peserta didik. Anak-anak yang semula tampak antusias, menjadi tidak berminat lagi karena guru tersebut meninggalkan mereka cukup lama untuk menyiapkan peralatan. Jika akan melakukan hal semacam itu, sebaiknya sudah dipersiapkan sebelumnya dengan matang sehingga pembelajaran tidak tersendat dan terhenti di tengah jalan.;
c. komponen dan variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik arinya secara eksplisit tercantum dalam perencanaan pembelajaran. Selain itu sebaiknya digunakan secara luwes (fleksibel) dan spontan sesuai dengan balikan yang diberikan anak saat pembelajaran berlangsung. Misalnya saat mengajar anak-anak TK yang baru masuk. Ketika anak-anak mulai menangis, kepanasan, jenuh dan bosan. Ibu guru kemudian mengambil boneka dan melanjutkan pembelajaran dengan boneka tersebut. Apakah tindakan guru terseut efektif? Tentu saja tidak. Untuk anak usia TK, saat mereka mulai tampak bosan bahkan ada yang mulai menangis maka langkah yang terbaik yang harus dilakukan adalah menghentikan kegiatan pembelajaran tersebut. Penghentian ini bisa sementara samapi anak-anak kembali siap melanjutkan pembelajaran atau bahkan dihentikan dan tidak dilanjutkan kembali. Jika waktu masih banyak maka kegiatan selanjutnya adalah yang benar-benar neyenangkan bagi anak misalnya bermain di halaman.
Komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai berikut.
a. Variasi dalam gaya mengajar guru
Variasi dalam gaya mengajar guru sangat banyak sekali. Biasanya variasi ini muncul dalam komponen-komponen berikut ini
1) variasi suara termasuk di dalamnya adalah nada suara, tekanan pada suara atau kata-kata tertentu, misalnya suara menjadi lebih lambat, cepat, tinggi ataupun rendah;
2) memusatkan perhatian pada hal-hal yang dianggap penting. Biasanya cara pemusatan dengan lisan diikuti lagi dengan isyarat menunjuk gambar;
3) kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja ketika guru menjelaskan merupakan cara yang baik untuk menarik perhatian;
4) mengadakan kontak pandang dilakukan ketika guru berbicara atau berinteraksi dengan anak. Pandangan sebaiknya menjelajah seluruh kelas dan melihat ke mata anak-anak untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka;
5) Variasi gerakan badan dan mimik variasi dalam ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang amat penting dalam berkomunikasi;
6) Pergantian posisi guru dalam mengajar digunakan untuk mempertahankan perhatian anak didik. Pergantian posisi ini misalnya ke arah depan, samping, belakang atau kadang berdiri dan kadang-kadang duduk. Yang perlu diingat adalah variasi dipergunakan pada waktu dan maksud tertentu dan dilakukan secara wajar serta tidak berlebihan.
b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan belajar, meliputi:
1) variasi alat/bahan yang dapat dilihat
termasuk ke dalam golongan ini adalah penggunaan benda/objek sederhana, grafik, gambar, film, televisi dan sumber-sumber diperpustakaan dan sebagainya.
2) variasi alat/bahan yang dapat didengar
Biasanya suara guru merupakan model komunikasi yang utama dalam pembelajaran. Variasi dapat dilakukan dengan merubah kualitas suara seperti keras-lemah, tinggi-rendah, cepat-lambat; atau variasi kegiatan mendengar suara guru dengan suara-suara lain seperti alat musik, radio dan sebagainya.
3) variasi alat/bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
Penggunaan alat/bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi sangat membantu menarik perhatian anak. Hal ini dapat pula melibatkan anak didik dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya baik individual maupun kelompok kecil. Alat dan bahan yang dapat digunakan misalnya spesimen (contoh) model, patung, alat mainan, mahluk hidup yang tidak berbahaya dan sebagainya.
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik
Pola interkasi dapat berbentuk: klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan atau demonstrasi dan lain-lain.
(Bersambung)
Tatmi

Source :
Tatmi
Guru & Praktisi PendidikaN
Berbakti, Berbagi dan Ikhlas
tatmipur@yahoo.co.id

Tidak ada komentar: