Senin, Agustus 25, 2008

Kisah Garam, Gelas & Telaga

~ ~ Kisah ini diangkat dari kisah nyata ~ ~

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dengan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya ", ujar Pak tua itu. "Pahit, Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya, berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya . Keduanya berjalan berdampingan, akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?". "Segar", sahut tamunya "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda. Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dan perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan . Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu "
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat: "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu menerima setiap kepahitan itu, berbagi dengan Ilahi Robbi dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan ".
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari ini. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya, membawa keresahan Jiwa.

Kisah ini dapat menjadi pelajaran pribadi untuk siapa saja, dari Tuhan segala awal dan akhir tempat kita mengadu.

Bagaimana kita memperlakukan orang lain, sama dengan kita kita diperlakukan orang lain

Bagaimana membuat Seseorang dapat dihargai dalam suatu pergaulan .. dimana dengan hanya berjalan tanpa berbuat apa apapun orang sudah memandang dan suka kepada anda...

menurut fikiran saya beberapa hal yang harus kita lakukan dalam diri untuk menambahkan, sikap kharisma anda dan mempunyai Banyak teman adalah...

1. ramah dan murah senyum

(Semua orang akan merasa senang bila kita tersenyum, tidak percaya coba deh)

2. Ihkhlas dan jujur
3. Merendah diri dan berbudi bahasa yang santun
4. Jangan sombong
5. Senang Membantu
6. Jangan Memanfaatkan Kebaikan Orang lain
7. Pandai Membawa diri... dan sifat "cair" atau mudah menyesuaikan diri dalam keadaan apapun
8. Menghargai dan Menghormati sesama tanpa memandang siapa lawan bicara kita
9. Tanamkan sifat kasih sayang dengan sesama
10.Percaya diri

Merubah sikap kita dengan mencoba seperti yang saya coba ungkap kan diaatas adalah untuk kepentiangan kita sendiri. Karena dalam kehidupan ini akan berlaku azas timbal balik.... jika kita ingin dihargai dan dihormati kita harus memulai menghormati orang lain dahulu...

ayo hargai diri kita.. jangan mengharap orang lain menghargai kita... sebelum kita menghargai diri kita sendiri dan menghargai orang lain... bila ada tulisan yang kurang berkenan ditunggu saran dan kritik ke erwinarianto@gmail.com

"Bagaimana kita memperlakuakan orang lain, sama dengan kita kita diperlakukan orang lain"

Dalam perenungan, ayo saling menghormati
Cimanggis, Depok 27 November 2007 8:45
Erwin Arianto
source :
Erwin Arianto
from Milis The Profec

ONE . . . . . PARAGRAPH . . . . . THAT . . . . . EXPLAINS . . . . . LIFE !

ONE PARAGRAPH THAT EXPLAINS LIFE !

Arthur Ashe, the legendary Wimbledon player was dying of AIDS which he got due to infected blood he received during a heart surgery in 1983.

From world over, he received letters from his fans, one of which conveyed:

Why does GOD have to select you for such a bad disease ?

To this Arthur Ashe replied: " The world over - - - - - 50 million children start playing tennis, 5 million learn to play tennis, 500,000 learn professional tennis, 50,000 come to the circuit, 5000 reach the grand slam, 50 reach Wimbledon, 4 to semi final, 2 to the finals, when I was holding a cup I never asked GOD ' Why me ? '.

And today in pain I should not be asking GOD ' Why me ? '

" Happiness keeps you Sweet, Trials keep you Strong, Sorrow keeps you Human, Failure Keeps you humble and Success keeps you glowing, but only Faith & Attitude Keeps you going . . . . . . “

Have a NICE DAY . . . . . !


source :
jharry
from Milis The Profec



Selasa, Agustus 12, 2008

Dua Negro di Lift


There is nothing either good or bad position, but thinking makes it so.
(Tidak ada posisi yang baik atau buruk, pikirkanlah menciptakannya)
= William Shakespeare =

Baru-baru ini di Atlantic City - AS, seorang wanita memenangkan sekeranjang koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menurunkan sekeranjang koin tersebut di kamarnya. Maka ia pun menuju lift.

Waktu ia masuk lift sudah ada 2 orang hitam di dalamnya. Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali. Wanita itu terpana. Ia berpikir,"Dua orang ini akan merampokku." Tapi pikirnya lagi, "Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah."

Tapi rasa rasialnya lebih besar sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan dan malu. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya, tapi Tuhan, mereka harus tahu yang saya pikirkan!

Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya. Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar,
keringat dingin mulai bercucuran.

Lalu, salah satu dari mereka berkata, "Hit the floor" (Tekan Lantainya). Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya. Dia berdoa, ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup.

Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan sopan, "Bu, kalau Anda mau mengatakan lantai berapa yang Anda tuju, kami akan menekan tombolnya." Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya karena menahan diri untuk tertawa.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut. Merekapun menolong wanita tersebut berdiri. "Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift," kata seorang yang bertubuh sedang.

Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Wanita itu berpikir, "Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku." Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.

Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor. Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali ke lift.

Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.

Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum bunga mawar tersebut terdapat lipatan uang sepuluh dolar.

Pada kartunya tertulis: "Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini."

Tertanda:
> Eddie Murphy
> Michael Jordan

(Eddie Murphy adalah bintang film Holywood, dan Michael Jordan adalah
bintang basket NBA)

* * * *

Sikap hidup kita sangatlah menentukan kehidupan kita. Sikap yang positif dalam menanggapi persoalan hidup akan sangat berpengaruh bagi kebahagiaan kita. Pikiran yang negatif akan membawa kita terperosok jatuh semakin dalam karena kita melihat segalaesuatu adalah
penderitaan.

Namun, pikiran yang positif membawa kita kepada hal-hal yang positif pula. Positif dalam menghadapi kehidupan yang serba ini, positif dalam sikap kita kepada sesama, positif merencanakan hari esok dan positif juga terhadap diri sendiri. Tuhan menciptakan kita luar biasa. Bersama Tuhan kita sanggup melakukan perkara-perkara besar.
Sumber: M. Rian - Milis Profec

Life for Success

Regards,

HENDRY RISJAWAN
Source :
Hendry Risjawan

Keterampilan Dasar Seorang Guru (6)

Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses pembelajaran yang selalu serasi dan efektif.

Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat:
a. mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung;
b. menyadari kebutuhan peserta didik;
c. memberi respon yang efektif terhadap perilaku peserta didik.

Komponen keterampilan mengelola kelas yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut.

a. keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan belajar yang optimal yang dapat dilakukan dengan cara:
1) menunjukkan sikap tanggap,
2) membagi perhatian secara visual dan verbal,
3) memusatkan perhatian kelompok,
4) memberi petunjuk yang jelas,
5) menegur secara bijaksana (tegas dan jelas bukan berupa ocehan/peringatan) dan membuat aturan,
6) memberikan penguatan bila perlu.


b. keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon peserta didik yang berkelanjutan, seperti: adil, menandai dan menghentikan perilaku yang menyimpang, memberi penguatan.


Beberapa prinsip yang perlu diingat dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, yaitu:
a. kehangatan dan keantusiasan dalam melaksanakan pembelajaran dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan,
b. penggunaan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang peserta didik untuk berpikir,
c. penggunaan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan,
d. keluwesan guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu ditingkatkan,
e. penekanan pada hal-hal yang positif, penanaman disiplin diri sendiri


Tatmi
Guru & Praktisi PendidikaN
Belajar, belajar dan belajar
Source :
Sri Tatminingsih
tatmipur@yahoo.co.id

Keterampilan Dasar Seorang Guru (5)

Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.

Ciri-ciri diskusi kelompok kecil, adalah:
a. melibatkan 3 – 9 peserta,
b. berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal (setiap anggota dapat berinteraksi langsung dengan anggota lainnya)
c. mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota,
d. berlangsung menurut proses yang sitematis.

Penggunaan kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk:
a. berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
b. meningkatkan pemahaman
c. meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,
d. mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi,
e. membina kerja sama dan bertanggung jawab.

Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi kelompok kecil (guru) adalah:
a. memusatkan perhatian peserta didik,
b. memperjelas masalah atau urun pendapat,
c. menganalisis pandangan peserta didik,
d. meningkatkan partisipasi peserta didik,
e. menyebarkan kesempatan berpartisipasi,
f. menutup diskusi (merangkum hasil diskusi, tindak lanjut, mengajak peserta untuk menilai hasil diskusi)
(bersambung)
Tatmi
Guru & Praktisi PendidikaN
Do The BESt
Source :
Sri Tatminingsih
tatmipur@yahoo.co.id

gadis cilik dan puzzle barunya.....

seorang gadis cilik menampakkan wajah yang sedang bingung, dia memegang potongan-potongan puzzle ditangan kanan kirinya, matanya melirik ke kanan kiri juga. Dia berusaha menggabungkan potongan2 itu, supaya dapat menjadi rangkaian gambar yang lebih enak dilihat dan lebih bermakna.Ketika dia berhasil menyusunnya, dia berteriak HORE AKU BERHASIL!!!!

Kemudian dia tunjukkan pada si mama sambil tersenyum bangga, ciuman sayang pun mendarat di pipi chubby nya. namun meski dia sudah berhasil menyusun, dan mendapat compliment dari mama tercintanya, dia tak lupa untuk tetap menyimpan rapi potongan2 itu dan akan memainkannya kembali suatu saat nanti.Dia berpikir kalo hilang satu saja, puzzle ini ga asyik lagi...jadi aku harus menyimpannya dengan baik. Puzzle "jadi" yang kelihatan lebih bermakna itu, berasal dari potongan2 gambar yang samar, ga jelas bentuk dan maknanya. disusun, tukar, cocokkan, tukar lagi, pasang lagi,...

hmmm...bisa jadi mengasyikkan bisa jadi melelahkan...
Tapi kalo puzzle itu sudah jadi alias mengandung gambar yang bermakna, kadang kita, orang dewasa lupa, bahkan menganggap potongan2 itu tak pernah ada.

hmm....Anak kecil aja tahu, bagaimana menghargai bagian2 yang kecil untuk membuat sesuatu yang besar....

bingung dengan tulisan ini...???

buka saja matamu, lebarkan daun telingamu, sentuhlah rasamu, kembangkan lobang hidungmu, julurkan lidahmu,lalu bercerminlah...kau akan tahu dan mengerti... setelah itu tak perlu kau katakan yang kau tahu pada siapapun, sebelum kau mau menyimpan dan menghargai potongan2 puzzle itu...

GOODLUCK!!! "bumi ini adalah tempat belajar"
Source :
ratu pantaiselatan
mako_poseidon@yahoo.com

Senin, Agustus 11, 2008

Maafkan Salahku, Ibu...

Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apa pun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta . Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.
Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu".

Saya pun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya"

Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil."
"Memang harganya berapa dok?" Tanya saya.
Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali suntik."
"Haahh 12 juta rupiah Dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok?"
Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil."

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga puluh enam juta, Dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan."

"Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, Ppak." jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."
Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu."

Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"
"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan, pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."
Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

Dikutip dari Jamil Azzaini, Senior Trainer dan penulis buku Kubik Leadership: Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.

Have a positive day!

Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus
Source :
Mohamad Yunus
HR & Training Manager
PT Widatra Bhakti
Moderator I2
www.inspirasiindonesia.com
"You create your own reality"

Perilaku Kita di Bumi
["Our attitude at earth"]


Tak ada yang lebih buruk dari perilaku kita yang mengenai/berakibat ke diri kita sendiri. Kita jatuh oleh kelakuan kita sendiri,kata seorang tokoh Indonesia, yang sedang 'jatuh'.
Luapan air laut semalam sampai tol kapuk, melumpuhkan lalu lintas dari & ke bandara.
Saya terjebak di tol pluit ketika akan ke bandara mengejar keberangkatan jam 19.50
ke denpasar, terpaksa batal berangkat.
Saya rugi, masyarakat rugi.
Kutub utara/selatan mencair akibat pemanasan global, air laut meningkat, sampai ke kapuk. Perubahan pemanfaatan lahan sekitar kapuk, makin banyak rumah dan sawah berkurang. Air tidak mudah mengalir
kembali ke laut. Akibatnya air menggenagi daratan lebih lama. Warga stress, emosi naik sebanding dengan naiknya suhu udara.
Warga Serpong memblokir jalan tikus ke bandara.
Ini lebih aneh lagi khan?
Tatanan berkehidupan sudah rusak.

Mari kita perbaiki perilaku kita di bumi, agar "global warming & global attitude"
dalam harmony dengan ALAM.

"Manusia harus hidup selaras dengan ALAM, jika tidak, kita akan mati karena alam."

--
Salam mulia, salam mulai
harry 'uncommon' purnama
Source :
harry 'uncommon' purnama
MOTIVATION TO CHANGE: 'WASH YOUR HAND'
021.715.87887; 0813.8286.3949
http://uncommon-leadership.blogspot.com/
NEW MILIS 'Motivation to Change'
washyourhand-subscribe@yahoogroups.com

Life and It's Expectations

Life is full of expectations and disappointments, hopes and despair. It is said life takes a new turn for men and a women after their wedding. The newlyweds feel the sun shines for them; the stars in the sky are for them to reach out and touch. The only thing amongst them is love and admiration for each other. Life seems to be like a bed of roses, then kids come along and responsibilities are increased, which the new parents shoulder more than readily. Over the course of time, somewhere along the line, love evaporates between the parents and is sought by their kids, who reciprocate it fully.
The lives of parents revolve around the their children; teaching them the ways of life, inculcating morals and values, and then one fine day they grow up to be a fine human. By this time, parents are on the threshold of their old age. They expect the children to serve and make them an important part of their life, which creates problems.

Why do parents feel the need to dictate terms? Bringing up kids is the most joyful experience. Is it so that we wish to be compensated for the time spent in bringing them up?

Once the child is an adult it has its own mind. Who are parents to interfere? The basic values that were inculcated in them as a child, by parents, help them in a long way. Why judge them? Let them explore life on their own. Don't decide for them; be a part of their decision and not the part of their discussion.

As Geeta says:
"Until age 5, the child is the whole sole responsibility of mother.From 5 to 10, values are inculcated. From 10 to 15, watch over them with an eagle eye. 15 onwards, let go of them. They shall prove to be a better human than what we think them to be ."

Have a positive day!

Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus
Resource:
Mohamad Yunus
HR & Training Manager
PT Widatra Bhakti
Moderator I2
www.inspirasiindonesia.com
"You create your own reality"

Trust Your Subordinates
By: Brian Tracy

The Definition of Leadership
Leadership has been called "The ability to get followers." One of the deepest cravings of human nature is the need to feel important, to have a sense of meaning and purpose in life and work. Leaders are invariably those who can tap into the deeper emotions of others and get them to rise above and beyond anything they may have accomplished in the past.

Inspiring Words Lead to Victory
Winston Churchill was able to arouse and inspire an entire nation with words like these: "Let us so carry ourselves that if the British Empire should endure a thousand years, men will still say, this was their finest hour."

Spearhead A Turnaround
Lee Iacocca stepped into Chrysler Corporation when the company was almost bankrupt. Through the sheer force of his personality, his unshakable determination, his appeals to Congress, to Chrysler workers and to Chrysler customers on television, he spearheaded a turn-around that will go down in the history books as one of the greatest achievements in American business.Trust Other People
The key to getting followers in every case is to "trust your subordinates." Many studies have concluded that it is the mutual bond of trust and respect that acts as the catalyst that creates high performance. Not only must you trust your subordinates, but even more important, they must trust you.

Act With Integrity
In order to "get followers," your subordinates must have an absolute belief in your integrity. They must believe that you will abide by the highest ethical standards of fairness and justice. Integrity appears over and over as the most important leadership quality. People can only put their whole hearts into their work when they feel secure and they can only feel secure when they can relax and trust you completely.

Action Exercises
Here are two things you can do immediately to bring out the very best from the people who look up to you.

First, make people feel important. Tell them how important and valuable they are and then give them both the responsibility and the opportunity to do their job the very best they know how.

Second, set a good example. Be an inspirational leader by being a role model for everyone else to follow. The more people look up to you, the better they will do their work and the happier they will be.

Rabu, Agustus 06, 2008

Keterampilan Dasar Seorang Guru (4)


Keterampilan Dasar Seorang Guru
4. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru.
Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep ”atas”. Jika peserta didiknya adalah anak usia TK (4 – 5 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata.
Cara yang dapat dilakukannya antara lain melalui lagu, gerakan atau contoh benda-benda yang berada di atas atau penggabungan dari cara-cara tersebut.
Contoh menjelaskan konsep ”atas” pada anak TK
Lagu: Atas itu atas
Bawah itu bawah
Atas atas bawah bawah saya tidak lupa
Kepala itu atas
Kaki itu bawah
Kepala atas
Kaki bawah saya tidak lupa
Lagu tersebut dinyanyikan sambil guru memberi contoh bergerak sesuai syair lagu dan dilakukan secara berulang-ulang.
Nah, jika cara tersebut diterapkan pada anak usia SMP atau SMA, maka peserta didik Anda, mungkin akan berkomentar: ”Emangnya gue anak kecil!” dan mungkin Anda akan dianggap sebagai guru yang ”aneh” dan tidak kompeten.
Untuk peserta didik yang sudah lebih besar (anak di atas usia dini), Anda bisa menjelaskan konsep tersebut dengan cara yang lebih abstrak. Misalnya dengan definisi ”ATAS” adalah....bla bla..bla...dan seterusnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan berpikir (kognisi) anak yang sudah lebih besar sudah lebih tinggi dan mengarah ke kemampuan berpikir abstrak.
Jadi, keterampilan menjelaskan juga tidak sekedar asal menyampaikan informasi. Namun harus disesuaikan dengan audience yang kita hadapi.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
a. membimbing peserta didik memahami konsep, hukum, prinsip atau prosedur;
b. membimbing peserta didik menjawab pertanyaan secara bernalar;
c. melibatkan peserta didik untuk berpikir;
d. mendapat balikan mengenai pemahaman peserta didik;
e. membantu peserta didik menghayati beberapa proses penalaran.
Dalam memberikan penjelasan guru perlu memahami prinsip-prinsip berikut ini.
a. Penjelasan dapat diberikan di awal, tengah ataupun akhir kegiatan belajar sesuai keperluan.
b. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
c. Guru dapat memberi penjelasan dengan direncanakan sebelumnya atau bila ada pertanyaan dari peserta didik.
d. Materi yang dijelaskan harus bermakna.
e. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan peserta didik.
Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen sebagai berikut.
a. Komponen merencanakan penjelasan yang mencakup:
1) isi pesan (tema) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai contoh-contoh,
2) penerima pesan harus dipertimbangkan karakteristiknya.
b. Komponen menyajikan penjelasan yang mencakup:
1) kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara seperti: bahasa yang jelas, berbicara dengan lancar, mendefinisikan istilah-istilah teknis, berhenti sejenak untuk melihat respon peserta didik;
2) penggunaan contoh dan ilustrasi yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif;
3) pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan suara atau mengemukakan tujuan;
4) peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan pemahaman ataupun keraguan ketika penjelasan berlangsung (balikan).
(Bersambung)
Tatmi
Guru dan Praktisi PendidikaN
"Do the BEsT"

Senin, Agustus 04, 2008

Keterampilan Dasar Seorang Guru (3)


Keterampilan Dasar Seorang Guru
3. Keterampilan Melakukan Variasi
Saat ini kita sering melihat dan menyaksikan guru melaksanakan pembelajaran sambil berdiri di depan kelas dengan metode ceramah sepanjang jam belajar. Dia tampak tidak peduli dengan kondisi peserta didiknya. Apakah mereka memperhatikan, memahami, atau bahkan tak peduli dengan guru tersebut. Guru ini juga tidak peduli apakah materi yang disampaikannya dapat diterima dan diserap dengan baik oleh peserta didiknya. Targetnya hanya untuk mengejar ketercapaian kurikulum dan tugasnya selesai.
Sebagai seorang guru, harusnya kita bisa melihat (membaca) situasi dan kondisi peserta didik kita.Apakah mereka berminat dan antusias dengan materi yang kita sampaikan? Atau apakah mereka sudah tampak lelah dan bosan dengan pembelajaran yang kita lakukan? Oleh karenanya kita perlu memiliki keterampilan untuk mengadakan variasi.
Keterampilan ini diperlukan oleh guru untuk mengatasi kebosanan peserta didik. Kebosanan akan terjadi bila seseorang selalu melihat, mendengarkan, merasakan dan melakukan hal yang sama secara terus menerus. Untuk mengurangi rasa bosan yang dirasakan peserta didik, maka kegiatan pembelajaran perlu diberikan secara bervariasi.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi peserta didik didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Manfaat keterampilan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran diantaranya sebagai berikut.
a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian.
b. Memberi kesempatan pada peserta didikuntuk mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi tentang hal-hal baru.
c. Memupuk tingkah laku yang positif bagi guru dan sekolah dengan berbagai cara pembelajaran yang lebih hidup.
d. Memberi kesempatan pada peserta didik memperoleh dan mengikuti kegiatan belajar dengan cara yang disenanginya.
e. Lebih meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang menarik dan terarah.
Keterampilan melakukan variasi dalam penggunaannya memiliki beberapa prinsip, yaitu:
a. variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan, cocok dengan kemampuan peserta didik. Variasi hendaknya dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan karena dapat menimbulkan kebingungan bahkan dapat mengganggu kegiatan pembelajaran. Misalnya: saat melaksanakan pembelajaran kita selipkan sedikit humor atau canda yang segar. Namun jangan sampai humor ini kelewat batas sehingga tujuan utama menyampaikan materi akan terlupakan dan peserta hanya mengingat bagian humornya saja;
b. variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak mengganggu perhatian peserta didik dan kegiatan pembelajaran. Misalnya saat mengajar biologi tentang proses tumbuhnya tanaman. Guru ingin mengadakan varisai dengan mengajak anak-anak melakukan percobaan. Guru memberi penjelasan sebentar, lalu dia pergi keluar kelas untuk menyiapkan bahan-bahan percobaan. Hal ini tentu saja sangat mengganggu konsentrasi peserta didik. Anak-anak yang semula tampak antusias, menjadi tidak berminat lagi karena guru tersebut meninggalkan mereka cukup lama untuk menyiapkan peralatan. Jika akan melakukan hal semacam itu, sebaiknya sudah dipersiapkan sebelumnya dengan matang sehingga pembelajaran tidak tersendat dan terhenti di tengah jalan.;
c. komponen dan variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik arinya secara eksplisit tercantum dalam perencanaan pembelajaran. Selain itu sebaiknya digunakan secara luwes (fleksibel) dan spontan sesuai dengan balikan yang diberikan anak saat pembelajaran berlangsung. Misalnya saat mengajar anak-anak TK yang baru masuk. Ketika anak-anak mulai menangis, kepanasan, jenuh dan bosan. Ibu guru kemudian mengambil boneka dan melanjutkan pembelajaran dengan boneka tersebut. Apakah tindakan guru terseut efektif? Tentu saja tidak. Untuk anak usia TK, saat mereka mulai tampak bosan bahkan ada yang mulai menangis maka langkah yang terbaik yang harus dilakukan adalah menghentikan kegiatan pembelajaran tersebut. Penghentian ini bisa sementara samapi anak-anak kembali siap melanjutkan pembelajaran atau bahkan dihentikan dan tidak dilanjutkan kembali. Jika waktu masih banyak maka kegiatan selanjutnya adalah yang benar-benar neyenangkan bagi anak misalnya bermain di halaman.
Komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai berikut.
a. Variasi dalam gaya mengajar guru
Variasi dalam gaya mengajar guru sangat banyak sekali. Biasanya variasi ini muncul dalam komponen-komponen berikut ini
1) variasi suara termasuk di dalamnya adalah nada suara, tekanan pada suara atau kata-kata tertentu, misalnya suara menjadi lebih lambat, cepat, tinggi ataupun rendah;
2) memusatkan perhatian pada hal-hal yang dianggap penting. Biasanya cara pemusatan dengan lisan diikuti lagi dengan isyarat menunjuk gambar;
3) kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja ketika guru menjelaskan merupakan cara yang baik untuk menarik perhatian;
4) mengadakan kontak pandang dilakukan ketika guru berbicara atau berinteraksi dengan anak. Pandangan sebaiknya menjelajah seluruh kelas dan melihat ke mata anak-anak untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka;
5) Variasi gerakan badan dan mimik variasi dalam ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang amat penting dalam berkomunikasi;
6) Pergantian posisi guru dalam mengajar digunakan untuk mempertahankan perhatian anak didik. Pergantian posisi ini misalnya ke arah depan, samping, belakang atau kadang berdiri dan kadang-kadang duduk. Yang perlu diingat adalah variasi dipergunakan pada waktu dan maksud tertentu dan dilakukan secara wajar serta tidak berlebihan.
b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan belajar, meliputi:
1) variasi alat/bahan yang dapat dilihat
termasuk ke dalam golongan ini adalah penggunaan benda/objek sederhana, grafik, gambar, film, televisi dan sumber-sumber diperpustakaan dan sebagainya.
2) variasi alat/bahan yang dapat didengar
Biasanya suara guru merupakan model komunikasi yang utama dalam pembelajaran. Variasi dapat dilakukan dengan merubah kualitas suara seperti keras-lemah, tinggi-rendah, cepat-lambat; atau variasi kegiatan mendengar suara guru dengan suara-suara lain seperti alat musik, radio dan sebagainya.
3) variasi alat/bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
Penggunaan alat/bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi sangat membantu menarik perhatian anak. Hal ini dapat pula melibatkan anak didik dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya baik individual maupun kelompok kecil. Alat dan bahan yang dapat digunakan misalnya spesimen (contoh) model, patung, alat mainan, mahluk hidup yang tidak berbahaya dan sebagainya.
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik
Pola interkasi dapat berbentuk: klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan atau demonstrasi dan lain-lain.
(Bersambung)
Tatmi

Source :
Tatmi
Guru & Praktisi PendidikaN
Berbakti, Berbagi dan Ikhlas
tatmipur@yahoo.co.id

Keterampilan Dasar Seorang Guru (2)


Keterampilan Dasar Seorang Guru
2. . Keterampilan Memberi Penguatan
Andi (4 tahun) sedang membantu Dino (4 tahun) yang sedang menangis karena terjatuh. Andi tampak sedang mengusap-usap lutut Dino sambil terus menghibur Dino cup...cup... ngga apa-apa kan... nih... aku bersihkan lukanya...”. Dinopun berheti menangis. Ibu guru langsung menghampiri mereka berdua. ”Andi, kamu hebat sekali... kamu sudah membantu Dino. Kamu memang anak yang baik hati” Andipun tersenyum dan tampak bangga dengan perbuatannya.
Ilustrasi tersebut menggambarkan pujian yang disampaikan ibu guru terhadap perbuatan yang dilakukan Andi. Pujian tersebut dapat berpengaruh positif bagi Andi, bahkan juga bagi Dino. Sehingga selanjutnya mereka berdua akan mengulangi lagi perbuatan baik tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran penghargaan mempunyai arti penting. Tingkah laku dan perbuatan peserta didik yang baik diberikan senyuman atau kata-kata pujian sehingga menjadikannya sebagai penguatan terhadap tingkah laku dan perbuatan tersebut. Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Tujuan pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
a. meningkatkan perhatian peserta didik,
b. membangkitkan dan memelihara motivasi peserta didik,
c. memudahkan mereka belajar,
d. mengontrol dan memodifikasi tingkah laku yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang positif dan produktif.
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk berikut.
a. Verbal, yaitu berupa kata-kata atau kalimat pujian, seperti: bagus, tepat sekali, hebat atau ”pekerjaanmu rapi sekali”.
b. Non verbal, misalnya berupa mimik dan gerakan badan, bergerak mendekati, dengan sentuhan, anggukan, token (pemberian sesuatu dengan simbol atau benda-benda kecil) dan kegiatan yang menyenangkan.
Namun seringkali, pendidik (orang tua dan guru) memberikan penguatan berupa hadiah. Misalnya jika Anak berhasil naik kelas maka diberikan handphone. Hal ini sebenarnya boleh-boleh saja... selama dilakukan hanya sesekali saja. Apabila hadiah selalu dijanjikan setiap kali anak melakukan suatu perbuatan baik, maka hal ini akan memungkinkan anak melakukan perbuatan baik hanya apabila ada hadianya. Misalnya, setiap anak didik yang bisa menjawab pertanyaan diberikan permen. Nah... pada kesempatan lain, anak yang orientasinya hanya untuk mendapat permen tidak akan menjawab pertanyaan jika ibu guru tidak menyediakan permen sebagai hadiahnya.
Oleh karena itu sebaiknya guru tidak selalu memberi penguatan berupa hadiah atau benda-benda. Berikanlah sesuatu yang benar-benar dapat memotivasi anak untuk terus berusaha agar semakin baik dan semakin berprestasi.
bersambung...
Tatmi
source :
tatmipur@yahoo.co.id
Tatmi
Guru & Praktisi PendidikaN
Berbakti, Berbagi dan Ikhlas
08161640309

Keterampilan Dasar Seorang Guru (1)


Tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam pembelajaran sangatlah berat. Agar dapat menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya tersebut harus memiliki berbagai keterampilan yang dapat membantu dan menunjang pengabdian pada pekerjaannya yaitu sebagai pengajar, pelatih dan pendidik. Keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan efektif, efisien dan optimal. Berikut ini akan disampaikan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru .
1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh seorang guru karena hampir pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban yang diberikan peserta didik. Dengan menerapkan keterampilan bertanya yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran guru dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir, memperoleh dan memperluas pengetahuan serta meningkatkan motivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ada beberapa hal yang mendasari pentingnya keterampilan bertanya dimiliki oleh seorang guru/calon guru, yaitu:
  1. telah berakarnya kebiasaan mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi dan peserta didik menjadi penerima informasi yang pasif,
  2. latar belakang kehidupan peserta dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa mengajukan pertanyaan dan mengeluarkan pendapat,
  3. penggalakkan penerapan gagasan, yang menuntut keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
  4. pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar.
Tujuan dari keterampilan bertanya dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
  1. membangkitkan minat dan rasa ingin tahu;
  2. memusatkan perhatian;
  3. mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat belajar;
  4. mengembangkan cara belajar secara aktif;
  5. memberi kesempatan untuk mengasimilasi informasi;
  6. mendorong peserta mengemukakan pendapat dan pandangannya dalam diskusi;
  7. mengukur dan menguji hasil belajar;
Keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen yang harus dikuasai dan dipahami guru dalam upaya pencapaian tujuan mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:
1) pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang
dipahami peserta. Gunakan susunan kata-kata yang sesuai dengan tingkat usia dan
perkembangan peserta didik sehingga mereka akan mudah menemukan jawabannya.
2) memberikan acuan yang memungkinkan peserta memakai serta mengolah informasi itu untuk
menemukan jawaban pertanyaan dan membantu anak tetap mengarahkan pikirannya pada
tema pembelajaran.
3) memusatkan perhatian, pertanyaan yang diajukan biasanya menggiring pada persoalan atau
pokok bahasan.
4) pemindahan giliran, cara ini dapat mempertinggi perhatian dan interaksi antar peserta didik
karena tiap peserta didik harus memperhatikan jawaban temannya.Pertanyaan yang diajukan
biasanya pertanyaan yang luas yang bisa dijawab oleh beberapa peserta.
5) penyebaran pertanyaan dilakukan untuk melibatkan peserta sebanyak-banyaknya dalam
kegiatan pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan secara bergilir kepada peserta secara
acak.
6) pemberian waktu berpikir perlu diberikan beberapa detik agar peserta mempunyai
kesempatan untuk berpikir sebelum seorang peserta diminta untuk menjawabnya. Sebutkan
dahulu pertanyaannya baru kemudian menunjuk peserta yang harus menjawabnya dan jangan
sebaliknya menunjuk nama peserta yang harus menjawab kemudian baru menyebutkan
pertanyaannya.
7) pemberian tuntunan dilakukan bila peserta tidak bisa atau salah menjawabnya . Tuntunan dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
a) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain,
b) menyederhanakan pertanyaan, dan
c) mengulangi penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan tersebut.
b. Keterampilan Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, memperbesar partisipasi dan mendorong peserta agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut.
1) pertanyaan yang diajukan hendaknya jangan bersifat hafalan saja tetapi menuntut kemampuan
kognitif yang lebih tinggi;
2) pertanyaan hendaknya disusun dari tingkat kognitif yang rendah ke tingkat kognitif yang lebih
tinggi;
3) gunakan pertanyaan pelacak untuk menggali pikiran dan penguasaan peserta didik.

Pertanyaan pelacak adalah pertanyaan yang diajukan agar jawaban yang diberikan anak menjadi lebih sempurna. Terdapat beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh guru, yaitu:
a) klarifikasi yaitu pertanyaan yang meminta peserta untuk menjelaskan jawabannya dengan
kata-kata lain sehingga jawabannya menjadi lebih baik. Misalnya: ”dapatkah kamu
jelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud tadi?”;
b) meminta peserta memberikan alasan atau bukti yang menunjang kebenaran pandangan
yang diberikan ketika menjawab pertanyaan guru. Misalnya: ” apa buktinya bahwa apa
yang kamu katakan itu benar? Atau mengapa kamu mengatakan demikian?”;
c) meminta kesepakatan pandangan dengan cara memberi kesempatan kepada peserta
lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan serta memberikan alasan terhadap
suatu pandangan yang disampaikan oleh seorang peserta. Misalnya: ” siapa yang
setuju/tidak setuju dengan pendapat itu? Mengapa?”;
d) meminta ketepatan jawaban dilakukan bila jawaban anak belum tepat. Guru dapat
meminta peserta untuk meninjau kembali jawabannya;
e) meminta jawaban yang lebih relevan agar anak dapat memberi jawaban yang lebih
sesuai dengan topik yang dibicarakan.
f) meminta contoh dari anak untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret dari jawaban
peserta yang terlalu luas;
g) meminta jawaban yang lebih kompleks. Misalnya: ”dapatkah kamu memberikan saran
yang lain tentang kegiatan bertamasya yang akan kita lakukan?”

4) meningkatkan interaksi antara guru dan anak didik atau antar anak didik.
TATMI
source :
TATMI
Guru & Praktisi PendidikaN
"Mengabdi, berbagi dan Ikhlas"
08161640309