Rabu, Desember 03, 2008

Tentang Reksadana

Tentang Reksadana


Reksa dana adalah sebuah jenis investasi seperti deposito dll. DiIndonesia relatif masih merupakan barang baru tak lebih dari 5% dari total dana masyarakat yang ada dibank, namun dalam 1 tahun terakhir total dana masyarakat yang tersimpan di rekdan sudah menembus angka 100 triliun, itupun masih banyak didominasi oleh dana corporate seperti dana lembaga dana pensiun dll.

Kenapa orang mulai melirik rekdan, karena ini adalah salah satu cara untuk mengimbangi dari faktor inflasi, artinya sebut saja jika anda hanya menabung di bank dengan asumsi bunga 5-6%/thn lalu angka inflasi saat ini adalah 7-8%, maka untuk jangka paling tidak 5 tahun mendatang uang nilai uang anda sesungguhnya adalah akan menjadi MINUS jika anda hanya menabung dibank.

Menurut teori yang ada bahwa cara mengimbangi uang kita dari faktor inflasi yang sudah terbukti lebih dari 40 thn ini adalah dgn berinvestasi pada: properti, saham atau berbisnis, sayangnya untuk membeli properti dan saham dibutuhkan dana yang besar serta tidak setiap orang berani memutarkan dana yang ada dengan berbisnis.

Nah, dengan reksadana maka kini kita bisa menyiasati terhadap inflasi karena jenis reksadana (saham dan campuran) penempatannya akan diinves pada jenis saham, dan kita dapat duduk manis, tidur tenang dan tetap bekerja sesuai profesi kita karena lewat reksadana maka dana kita akan dikelola oleh manager investasi yang profesional.

Saat ini ada hampir 98 perusahaan reksadana diIndonesia, cara melihat bagus-tidaknya sebuah perusahaan rekdan adalah dgn melihat kinerja selama 5 thn terakhir dan jumlah dana kelolaan, saat ini 4 besar perusahaan rekdan adalah: schroder, manulife aset management, fortis dan abn amro, dari keempat perusahaan tersebut sayangnya hanya manulife yang berpihak pada golongan kecil, karena kita bisa membeli rekdan dgn minimal 100 rb, u/ perusahaan lainnya minimal pembeliannya diatas Rp 10 jt bahkan hingga Rp 100jt.

Tentang cara membelinya, kita bisa langsung datang ke bank selaku distributor penjual atau melalui perorangan yang telah mempunyai sertifikasi WAPER (wakil penjual reksadana) yang diakreditasi oleh Bapepam sebagai wakil pemerintah pengawas jalannya reksadana di-Indonesia.

Saat ini banyak produk yang mengklaim sebagai investasi reksadana namun sebenarnya adalah produk asuransi yang dikemas melalui reksadana, ini akan sangat merugikan para investor karena biaya potongan yang dikenakan pihak asuransi sangat besar, sekitar 5% dari setiap dana yang kita invest, jadi jika anda bisa langsung berinves langsung maka hindarilah membeli reksadana melalui produk asuransi yang biasanya disebut unit-link.

Tentang berapa dana yang sebaiknya diinves pada rekdan, maka jawabnya berpulang pada masing-masing namun yang pasti adalah jangan berinvestasi di rekdan untuk mengantisipasi kebutuhan jangka pendek (dibawah 2 thn) dan sebaliknya jangan berinvestasi untuk kebutuhan jangka panjang melalui tabungan deposito karena dana kita justru akan berkurang dibanding dengan nilai uang saat nanti (future value).

Perkembangan dalam tahun berjalan 2007 ini hasil investasi pada reksadana bisa mencapai hingga 50% per thn untuk jenis saham dan 35% per thn untuk jenis campuran, saya yakin sudah ada diantara pembaca yang sudah merasakan manfaat rekdan tsb.
source
salam melek financial

rasdi
praktisi dan perencana keuangan
rasdi@cbn.net.id
TheProfec@yahoogroups.com
28 November 2007 13:06
PS :
Bagi anda yang tertarik mencoba maka saya bisa membantu u/ memproses aplikasi, mhn hub kantor saya di 88955028 / 70206728, proses aplikasi direkdan adalah semudah membeli voucher telp, anda tinggal mengisi form selanjutnya dana ditransfer pada account rekdan sesuai pilihan dan setelah itu anda akan mendapatkan konfirmasi statement yang merupakan bukti pembelian rekdan tsb.

Motivation of The Day : " 24 Tips Menempuh Kehidupan "

Motivation of The Day : " 24 Tips Menempuh Kehidupan "


1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itupula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya.

16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis.

source :

Salam Sukses,

M. Rian Rahardi

Baca juga artikel motivasi lainnya hanya di :

http://www.beranibisnis.com

http://www.keuanganpribadi.com/?id=misterryan
Mohamad-Rian.Rahardi@id.standardchartered.com
TheProfec@yahoogroups.com
28 November 2007 09:46

Success Quote

"Orang percaya terlebih dulu kepada sang pemimpin,

sebelum percaya kepada visinya,

Kalau Anda ingin memimpin, Anda harus menjual diri Anda dulu."

~John C. Maxwell~

Tetap SEMANGAT & SUKSES!

source :

EdySantoso

(Trainer & Motivator) - http://www.eaglesspirit.com
edsan2121@yahoo.com
TheProfec@yahoogroups.com
28 November 2007 12:34

A n y w a y

A n y w a y


People are unreasonable, illogical and self-centered.
Love them anyway.

If you do good, people will accuse you of selfish ulterior motives.
Do good anyway.

If you are successful, you win false friends and true enemies.
Succeed anyway.

The good you do today will be forgotten tomorrow.
Do good anyway.

Honesty and frankness make you vulnerable.
Be honest and frank anyway.

What you spend years building may be destroyed overnight.
Build anyway.

People really need help but may attack you if you help them.
Help people anyway.

Give the world the best you have and you'll get kicked in the teeth.
Give the world the best you've got anyway.

Have a positive day!

Source :
Salam Inspirasi,

Mohamad Yunus
HR & Training Manager
PT Widatra Bhakti
Moderator I2
www.inspirasiindonesia.com
"You create your own reality"

trainersclub@yahoogroups.com
28 November 2007 08:08

MASLOW'S REVOLUTION

MASLOW'S REVOLUTION

In initiating the most revolutionary paradigm shift in psychology in the twentieth century, Abraham Maslow wrote five books and more than a hundred articles. In fact two of his last books were essentially collections of his articles (Toward a Psychology of Being; Farther Reaches of Human Nature). In these he mostly was making intuitive leaps into the unknown as he continued pioneering a whole new way of thinking about human beings and human nature. But if you read his first book and his first articles, well, that's a very different story. It's a very different story in both of content and style.

First, content. In 1941 Maslow and Bela Mittelmann, a psychiatrist, co-authored a massive book under the title, Principles of Abnormal Psychology: The Dynamics of Psychic Illness. I say massive because it is a textbook of 600 pages of small print with dozens upon dozens of case studies. And unlike the books and articles that followed, this book was written with all of the rigor of two very careful scientists. And as a result, Principles of Abnormal Psychology established Maslow, and probably Mittelmann as well, as experts in the field of psychology.

Second, style. This past weekend at the NLP Conference in London, someone told me that he had read that Maslow was an "N" on the Myers-Brigg Personality Typing Instrument. He wanted to know my opinion. Now if he had asked me prior to reading that book (as well as his scholarly articles on chimpanezes, dominance, and sexuality) I would have said, "Yes, without question. But having read Principles I had to say, "No, I really doubt it."

One most immediate and powerful impressions I got as I read this 600-page book is its exhaustiveness. It covers everything you can imagine about abnormality! They covered about everything that a person could cover under the category of "abnormal"—genetic disorders, physiological and somatic disorders, alcoholism, war trauma, childhood disorders, errors in parenting, problems with school, peers, stuttering, bedwetting, criminality, personality disorders, and the list goes on and on. At the time Maslow was teaching abnormal psychology and perhaps this was his way to summarize his own learnings and to put them into a single source.

The book also covers a very wide range of psychotherapeutic processes for intervening. Even in 1941, Maslow and Mittelmann describe Adlerian, Gestalt, the body-therapies, psychodrama, group therapy, and many, many other techniques for bringing about healing. I was also surprisingly amazed at the breadth of reading and comprehension that is revealed in his book. And as I noted in the last Meta Reflection, the most revolutionary thing Maslow did was to describe abnormality in terms of the psychologically healthy person. That was new, it was different, and it was mapping out a whole new approach.

Yet something else impresses me about this first book of Maslow. Given that it is almost an encyclopedia about abnormality, I have a hallucination about it and what it did to him. My mind-read is that due to the exhaustive nature of the book, it served as a completion for him. I think it is as if Maslow reached closure on the subject of abnormality and that the book freed him so that he could move on to the next step in his own development. And that next step also happened to be the next development in the evolution of the field of psychology itself. And, of course, the next stop would be the psychologically healthy person.

It's kind of ironic, isn't it? Abnormality and his study of gathering together everything one could know about abnormality (in that day) using Psychoanalysis and Behaviorism (the first two forces in psychology) freed Maslow to pursue normality and then "the farther reaches of human nature." It freed him to create the new paradigm shift and to launch "the third force" in psychology— which he labeled in numerous ways as self-actualization psychology, humanistic psychology, positive psychology, and growth psychology.

In the new psychology, Maslow wrote about "normality." He described the different ways that term is used and then went on to not only talk about the "best specimens" of humans, but to model hundreds of people who were "self-actualizers." From that sampling, he then began describing a new "syndrome" (alias, pattern or model), namely, that of psychologically healthy people. Later he would say that these are not ordinary people who something added, but "ordinary people with nothing taken away." I like that.

Ordinary people, he would later say, are people whose natural powers, resources, and potentials have been inhibited and dampened. That's the problem. The dampening and inhibiting of our basic powers. Yet since every child has within him or her the natural drive and disposition to actualize his or her best, what primarily interferes with that is the way those potential powers are inhibited and dampened. And that's because our so-called "instincts" are so weak, so fragile, so easily disturbed and distorted.

What little "instinct" we have left is so easily overwhelmed by culture, by learning, by school, by family, etc. It doesn't stand a chance. All that's left of our "instinct" is a weak little inner voice. And because of this gap, we humans have the chance to replace programmed instincts with choice, with learning, with conscious decisions, and with any understanding or belief that we so design.

Which brings me back to abnormality. Maslow introduced one other revolutionary idea into the whole picture. He said that much, if not most, of abnormality, of neurosis is not human nature gone back, gone wrong, gone evil. It is rather human nature creatively searching for answers, for ideas, and for solutions in the wrong places and in the wrong way. A neurosis is an attempted solution for healing, an attempt that just didn't work. Yet within it is a positive intention.

In saying that neurosis is "a failure of personal growth," Maslow shifted the focus and put a new frame on things, didn't he? Neurosis is no longer some big mysterious entity, but simply an interruption of the growth/ development process. In another place, he referred to neurosis as the feeling of being cut off from one's own powers. And so the Bright-side Psychology revolution began.