Minggu, Juni 28, 2009

Karir bukan segalanya

Dear Mba R yang sedang cemas,

Kalau membaca cerita di bawah ini memang membuat siapapun miris karena sepertinya segala kekayaan yang dimiliki tidak bisa mendatangkan kebahagiaan buat keluarganya. tapi mba engga usah takut berlebihan karena banyak juga keluarga yang suami istri bekerja tetapi anak anak mereka baik baik saja termasuk anak anak saya yang mungkin kalau boleh complain mereka juga complain berat karena orang tuanya hampir hampir tidak pernah ada saat mereka bertumbuh.

Namun kita diuntungkan oleh kultur keluarga di dunia timur dimana ada orang lain dalam keluarga besar seperti nenek kakek tante om yang terkadang tinggal bersama sehingga anak anak tidak dilepas begitu sajadengan pembantu.

Bahkan ada yang single parent bisa membesarkan anak mereka dengan baik jadi tidak selamanya anak anak yang ditinggalkan orang tuanya bekerja akan berakhir tragis karena terbukti banyak anak yang kena narkoba justru dari keluarga yang lengkap dan ibunya tidak bekerja.

Yang terpenting, banyaklah mengajak anak anak kita ngobrol setiap ada kesempatan, kalau anda pulang sampai rumah jam 7 malam (saya malah pulang ke rumah jam 10 malam setiap hari he he he) usahakan untuk tidak cuma memikirkan kesenangan diri sendiri dengan langsung duduk di depan teve nonton sinetron kesayangan anda, juga jangan kaya polisi yang cuma nanya udah bikin pe-er atau belum, tadi nakal di sekolah atau tidak pokoknya jangan membuat anak anak semakin takut karena anda cuma bikin mereka bete. Dan jangan marah marah saat anak anak datang dan mengganggu anda dengan alasan anda cape..... karena kalau begitu kejadiannya mereka lambat laun pasti akan menjauhi anda.

Sebaiknya anda dan suami bekerjasama untuk secara bergantian meluangkan waktu untuk anak anak anda, jangan bawa masalah anda di luar rumah ke dalam rumah anda karena ini tidak fair buat anak anak. Banyak berdoa agar Tuhan menjaga anak anda saat anda bekerja, kalau masih ada orang tua yang kebetulan tidak serumah mungkin bisa meminta mereka sesekali menengok cucu mereka atau anggota keluarga lainnya.

Sesungguhnya jaman sekarang mencari pembantu yang baik seperti bi Inah ini hampir hampir tidak ada, jadi kemungkinan anak kita lebih lengket dengan pembantu dibanding kita rasanya kecil sekali kecuali kita memang benar benar tidak mempedulikan mereka untuk jangka waktu yang lama. Anak-anak sekarang juga lebih kritis dan mereka sepertinya akan protes jika merasa kita tidak memperlakukan mereka dengan baik. Pokoknya tebarkan kasih di dalam rumah tangga, buat setiap penghuni rumah merasa punya hak untuk bersuara dan didengarkan, dengan demikian anda akan cepat menangkap hal hal yang tidak wajar sebelum terlambat.

Buat para wanita yang bekerja, memang sebaiknya tidak menjadikan karir sebagai prioritas utama karena kodrat kita sebagai wanita bukanlah menjadi kepala rumah tangga, kita adalah tiang yang punya tugas yang cukup berat bahkan mungkin lebih berat karena peran ganda kita tapi yakin Tuhan memberikan kita kemampuan yang luar biasa untuk memanage diri kita untuk bisa berperan ganda dengan baik, asal tujuan kita memang untuk keluarga. Sedihnya banyak dari para wanita yang pada awalnya memang bekerja untuk membantu suami namun dalam perjalanan karir mereka akhirnya mereka terjebak dengan kenikmatan dunia kerja apalagi kalau
karir mereka cemerlang maka tanpa disadari mereka lebih mementingkan karir ketimbang keluarganya. Nach ini yang seringkali menimbulkan malapetaka karena sang ibu yang merasa menjadi pencari nafkah dominan terkadang sikapnya arogan dan merasa menjadi pahlawan keluarga dan merasa dia tidak perlu lagi mengurus anak anak. Anak anak diserahkan ke
pembantu, ke tetangga, keguru sekolah atau guru ngaji dan menurutnya selama dia punya uang untuk membayar itu semua dia sudah menjalankan tugasnya dengan baik. akibatnya anak anak hanya punya ketergantungan finansial pada sang ibu bukan ketergantungan emosional yang seharusnya bisa melekatkan tali cinta mereka. dan dengan banyaknya uang yang mereka
miliki membuat mereka bebas memilih kegiatan yang bisa menyenangkan hati mereka seperti mencoba narkoba atau melakukan hal hal yang tidak dibenarkan oleh hukum seperti tawuran dll

Jadi selama anda bisa berkomunikasi dengan anak anak, berdoa bersama setiap ada kesempatan, saling menghormati dengan suami untuk selalu berbagi peran, baik dengan tetangga dan keluarga, saya yakin anak anak anda akan baik baik saja.

Salam epos,

Lies Sudianti

Founder & Moderator the Profec

0816995258

--- In TheProfec@yahoogroups.com, R Z wrote:
>
mba, aku terharu sekali baca tulisa mba.... kalau mba tau, aku sampai nangis lho... karna aku juga punya 2 orang, yang pertama co masih 4 tahun dan yang kedua ce berumur 1 tahun 9 bulan... aku juga wanita bekerja, walau jabatan ku sekarang belum seperti mba...
>
> setiap hari anak anak ku hidup dengan nenek nya... mereka selalu protes, kenapa aku harus selalu kerja dan meninggalkan mereka kalau siang... mereka bilang kalau mereka masih kangen sama mama... sebenarnya sedih juga sech mendengar klaim an dari mereka, apalagi yang besar udah mulai sekolah, dy selalu berharap kalau sekolah diantar sama mama seperti teman teman nya bukan sama nenek nya... tapi mau gimana lagi... saya harus berangkat ke kantor jam 7 pagi dan sampai rumah jam 7 malam...
>
> aku sangat takut kejadian seperti mba terjadi pada ku, tapi untuk berhenti bekerja rasa nya tidak mungkin. karna segala kewajiban yang mesti dibayar masih sangat besar... kalau hanya mengharapkan penghasilan dari suami yang pas pas an seperti nya sangat tidak mungkin...
>
> thanks banget mba sama cerita nya... sepertinya aku memang harus merenung ulang agar aku bisa dengan mengambil keputusan untuk berhenti bekerja, apa pun resiko nya nanti... tapi.... aku takut miskin mba....gimana dong..........................

...........................
>
> tx,
> -dian-

source :

Lies Sudianti

TheProfec@yahoogroups.com
28 November 2007 18:27

Tidak ada komentar: