Minggu, Juni 28, 2009

Reksadana vs mata uang asing

Hari Rabu adalah financial day di ProFec ya?

Kebetulan Ibu Lies melempar topik tentang Euro, maka saya jadi gatal untuk ikutan komentar.

Memang, trend jaman dulu (bahkan sebelum krismon 1998), menyimpan uang dalam dollar memang menjadi primadona.
Ketika seseorang ingin menabung jangka panjang, maka hampir bisa dipastikan bahwa Dollar menjadi pilihan utama.
Alhasil, sewaktu krismon terjadi, pemilik tabungan Dollar menjadi semakin berkilauan (sepanjang banknya tidak melorot lho)

Tapi, apakah memang selalu demikian?
Dengan bangkitnya pasar saham di Indonesia dan semakin maraknya reksadana, maka bisa terlihat bahwa reksadana adalah instrumen finansial yang lebih menguntungkan dibandingkan tabungan dollar atau pun mata uang asing lainnya.

Coba kita bandingkan antara hasil pengembangan reksa dana dan tabungan Euro.
Kalkulasi dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

  • Nilai Dollar tetap, nilai Euro berfluktuasi terhadap Dollar
  • Fluktuasi Euro - Dollar dihitung dengan menjumlahkan nilai terendah dalam satu tahun dengan nilai tertinggi pada tahun yang sama, lalu dibagi dua. Dari data di Wikipedia, maka didapat Euro-Dollar tahun 2000 adalah 0.93 dan Euro-Dollar tahun 2007 adalah 1.39
  • Nilai Rupiah terhadap Dollar tetap yaitu IDR 9,000 untuk USD 1; Asumsi ini dibuat dengan kenyataan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar berfluktuasi antara 8000-10000
  • Bunga tabungan Euro adalah 4%; Kenyataanya, jarang ada bank di Indonesia yang mau memberi bunga 4%, kebanyakan kurang dari itu.
  • Nilai pengembangan reksadana adalah 35%/tahun; Banyak reksadana yang punya nilai pengembangan lebih besar dari itu.
Jadi, kita mulai dengan menginvestasikan USD 1,000 ke reksadana di tahun 2000, dan USD 1,000 ke deposito Euro juga di tahun 2000
Maka di awal tahun 2000, ada 2 transaksi: IDR 9,000,000 masuk reksadana dan EUR 1,020.41 ke deposito Euro.
Di akhit tahun 2007:
  • Dana di reksadana sudah menjadi: IDR 9,000,000 X (1.35)^7 = IDR 73,549,358; Atau USD 8,172.15
  • Dana di deposito Euro menjadi: EUR 1,020.41 X (1.04)^7 = EUR 1,342.79; Atau USD 1,866.48
Mana yang lebih besar hasil akhirnya?

Kesimpulan:
  • Menabung Euro memang menarik jika memang jangka pendek atau pada saat Indonesia sedang dalam keadaan tidak stabil
  • Menabung di reksadana pada jangka panjang akan memberikan hasil yang sangat menarik. Tapi harus diingat bahwa reksadana mempunyai nilai pengembangan yang berfluktuasi, jadi kalau hanya mempunyai dana jangka pendek (kurang dari setahun), sebaiknya jangan coba-coba reksadana. Apalagi kalau dananya untuk biaya nikah, wah bisa batal jadi penganten baru ;-)
  • Menabung di reksadana Rupiah, membuat mata uang Rupiah lebih stabil karena para fund manager tersebut tetap harus memainkan instrumen mereka di sekitar Rupiah. Bahkan beberapa reksadana asing membuat produk reksadana yang khusus menanamkan investasi mereka di saham Indonesia. Jadi dana kita tidak jalan-jalan ke luar negeri.

Tidak ada komentar: