Jumat, Maret 14, 2008

BELAJAR DI UK


ALANGKAH bahagianya kalau kita berkesempatan untuk belajar di UK (United Kingdom). Untuk S-1 memakan waktu sekitar 4 tahun, sementara untuk program master sekitar 1-2 tahun. Tidak diragukan lagi produk-produk luar negeri apalagi lulusan Universitas di Inggris, banyak perusahaan yang mengincar untuk berbagai posisi. Pekerjaan yang mengejar-ngejar Anda, bukan Anda yang mengejar-ngejar pekerjaan. Apakah semuanya memiliki kesempatan untuk belajar di sana? Hanya sebagian kecil saja. Tapi jangan kecil hati dulu, siapapun memiliki kesempatan untuk belajar di UK, tapi UK yang saya maksud bukanlah United Kingdom, namun "Universitas Kesulitan". Kawan saya bilang Hard University. Benar, Universitas Kesulitan. Mau berapa lama Anda belajar di sana, bisa ambil program S-1 atau S-2 bahkan S3. Waktunya tidak jauh berbeda dengan di Universitas pada umumnya.

Saya mempunyai pengalaman langsung belajar di Universitas Kesulitan (UK) selama 3 tahun.
Waktu itu saya diminta pindah bekerja dari satu tempat ke tempat lain.

Sebelumnya saya tidak pernah tahu seperti apa kondisi tempat kerja saya yang baru. Memang ada orang yang bilang miring tentang situasi kerja di sana. Tapi saya tidak percaya begitu saja sebelum membuktikan sendiri. Siapa tahu orang yang bilang miring tadi memang selalu negatif di mana pun dia bekerja. Ketika saya datang ke tempat baru memang agak berbeda dengan tempat kerja yang lama terutama situasi kerja, rasa kebersamaan, dan yang lebih parah lagi adalah pola manajemen.

Saya di sana diberi posisi sebagai pemimpin umum. Tapi dalam kenyataannya saya sendiri tidak memiliki kebijakan sebagai pemimpin umum untuk membuat perusahaan tersebut jauh lebih maju dengan pola-pola manajemen saya. Nyaris semua kebijakan, terutama yang berhubungan dengan keuangan dalam jumlah kecil apalagi besar harus atas persetujuan big bos yang juga pemilik perusahaan tersebut. Tapi kalau ada kesalahan jangan tanya, semuanya ditimpakan kepada saya sebagai pemimpin umum.

Wah gimana ini, kok jadi begini. Terkadang ada keinginan untuk segera mengakhiri bekerja di sana agar tidak lagi menghadapi situasi kerja yang serba salah. Tapi niat itu diurungkan karena saya sudah berkeluarga dan punya anak.

Satu tahun pertama saya beradaptasi dengan tempat baru tersebut belum memunculkan warna baru dalam pola manajemen. Kondisinya masih seperti itu-itu juga.

Kesulitan tersebut saya coba komunikasikan dengan teman-teman di sana, tapi mereka juga mempunyai persoalan yang sama. Bahkan di awal saya masuk dalam suatu rapat salah seorang di antara mereka pernah nyeletuk, apakah sudah tahu kondisi di sini seperti ini. Saya bilang sudah tahu. Tapi pengetahuan itu memang berbeda dengan pengalaman. Pengetahuan itu nyaris mengerti tanpa ada resiko apapun. Sementara pengalaman itu adalah sesuatu yang terjadi di depan mata kita dan resikonya akan terasa langsung terutama resiko-resiko psikologis.

Menginjak tahun kedua saya menemukan sebuah buku yang cukup bagus. Judulnya Piece of Mind karya Sandy McGregor. Dalam pandangan saya buku itu sangat bagus karena diri kita memiliki kuasa untuk mengubah sesuatu yang ada di luar lewat visualisasi untuk mengaktifkan kekuatan alam bawah sadar. Saya lakukan satu per satu perubahan dalam skala yang kecil sampai skala yang agak besar. Caranya sederhana, inventarisir tujuan apa dalam jangka pendek dan jangka panjang. Setelah ditemukan maka ada skala prioritas tujuan-tujuan. Yang saya masih ingat betul saat itu adalah visualisasi kenaikan gaji. Saya menetapkan sebuah angka kenaikan. Menurut logika realistis saat itu angka tersebut tidak mungkin terjadi apalgi disetujui. Tapi karena keyakinan saya terhadap kekuatan alam bawah sadar tadi saya bayangkan terus menerus (mungkin ini yang namanya doa secara benar) terutama setelah selesai shalat dan di sepertiga malam menjelang berakhir. Saya takjub, alhamdulillah entah bagaimana caranya kenaikan gaji tersebut persis seperti yang saya gambarkan (doakan).

Dari sana muncul keyakinan-keyakinan bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil untuk berubah asalkan memang kita mau untuk membayar harganya untuk melakukan perubahan. Dari sana saya pun mulai berkenalan dengan literatur-literatur lain tentang pengembangan diri, motivasi dalam jumlah banyak. Dan perjumpaan yang cukup mengesankan adalah bertemu dengan seorang dosen yang mengkaji NLP (Neuro Linguistic Programming). Dia belajar NLP di Australia. Dari dia saya belajar banyak, bagaimana cara mencapai tujuan, melatih diri untuk terampil dengan ilmu-ilmu kehidupan, dll. Bahkan saya sampai menjadi trainer dan consultant sumber daya manusia (SDM) untuk pengembangan diri. Banyak teman-teman yang meminta advis tentang persoalan-persoalan mereka.

Situasi di kantor tempat saya bekerja sebenarnya tidak terlalu banyak perubahan. Tapi dengan mempelajari beberapa hal di atas cara pandang saya terhadap persoalan sedikit bergeser. Yang muncul bahkan pendapat, segala sesuatu yang terjadi pada diri kita pasti memiliki hikmah tersembunyi di kemudian hari untuk kebaikan kita. Saya rasakan itu semua. Tapi ceritanya harus berjalan lain, saya akhirnya pindah juga dari tempat kerja tersebut ke tempat lain yang sama sekali baru. Dengan segala pikiran yang positif saya berprinsip ke manapun dan di mana pun saya bekerja, saya siap untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bahkan setelah di tempat baru tadi saya menyadari bahwa saya sudah belajar banyak tentang berbagai macam hal ilmu kehidupan, manajemen, leadership, marketing, komunikasi, psikologi manusia, ESQ, EQ dll.

Terimakasih ya Allah atas anugerahmu dalam memberikan kesempatan untuk sekolah di UK. (*)

Hidup Penuh Makna, Bahagia,
Damai dan Sejahtera
Sukses Selalu
Pekalongan, 16 November 2007

From :

A. ASEP SYARIFUDDIN
http://hidupbermakna.wordpress.com
http://groups.yahoo.com/group/hidup-bermakna/join

Tidak ada komentar: