Jumat, Juli 18, 2008

PELANGI TUJUH WARNA

Menjadi orang jogja dan menjadi orang yang harus bekerja di kawasan Indonesia Timur ternyata membuat saya menjadi orang yang sangat beruntung, terlebih lagi bagi saya yang mempunyai hobby mengagumi matahari pagi dan langit jingga pagi hari, matahari sore dan langit senja. Anda mungkin bingung dengan kalimat diatas, baiklah, kita urai satu persatu. Perjalanan dari Jogja menuju kawasan Indonesia timur, mau tak mau harus saya tempuh dengan pesawat udara (meskipun ada alternatif transportasi lain yaitu dengan kapal). Penerbangan kearah timur dari kota Jogjakarta terutama ke kota Makassar merupakan penerbangan pagi hari, karena penerbangan tersebut kearah timur dan menantang matahari pagi yang mulai menyembul dan menyapa dunia di hari yang baru, membuat saat-saat selepas tinggal landas menjadi sangat menyenangkan, karena pemandangan dibawah akan terlihat begitu indah,menyegarkan sekaligus menakjubkan, puncak merapi dengan kekokohannya, bengawan solo dengan kelokannya dan semburat warna jingga mentari pagi seolah berebut untuk memamerkan keelokan yang dimilikinya. Sebaliknya penerbangan langsung dari Makassar ke Jogja selalu dijadwalkan pada sore hari, ini membuat saya benar-benar menikmati langit lepas tengah hari yang tak kalah menarik, awan yang berarak dan berubah menjadi awan jingga yang indah karena terpaan mentari senja membuat saya senantiasa menikmati perjalanan pulang saya dan kejenuhan dalam penerbangan selama hampir dua jam tak sedetikpun hinggap.

Tak hanya itu, penerbangan sore pernah membuat saya mendapati keindahan fenomena optis alam yang sangat menakjubkan, apalagi kalau bukan pelangi. Bila selama hidup saya, saya mendapati pelangi sebuah lengkungan alam yang sangat singkat untuk dinikmati, bahkan kadang terhalang oleh pepohonan, perumahan, sehingga kehadiran pelangi hanya kilasan yang sedikitpun tak meninggalkan kesan mendalam dikepala saya. Lain halnya ketika saya menyaksikan pelangi ketika berada diatas pesawat, lengkungan tujuh warna yang dalam cerita menjadi pertanda bahwa bidadari dari kahyangan turun kebumi itu terasa dekat sekali. Lengkungannya terlihat penuh seperti yang terlukis dalam buku cerita masa kanak-kanak. Selain menikmati lengkungan yang penuh, tanpa halangan apapun, sayapun bisa melihat pita alami terindah ciptaan Tuhan itu lebih lama, setidaknya saya bisa meresapi kehadirannya, mematri keindahannya didalam benak saya dan sampai kapanpun saya pasti bisa membayangkannya kembali lengkap dengan deretan awan yang ada disekelilingnya.

Berbicara soal pelangi, mengingatkan saya pada halaman web milik motivator wanita Jennie S. Bev yang banner-nya mengusung mawar pelangi untuk Indonesia yang berupa tujuh mawar berwarna merah jingga, kuning,hijau, biru, nila dan ungu. Setiap kali mengunjungi alamat web tersebut, saya selalu menginterpretasikan sendiri makna dari mawar pelangi itu, dan maknanya adalah bahwa keindahan itu tercipta dari keberagaman, plularisme, dan ini terbukti dari keindahan isi web-nya, meskipun pengunjungnya berasal dari berbagai kalangan, berbagai latar belakang pendidikan, profesi, namun hal inilah yang membuat web yang beralamat di www.jennieforindonesia.com ini sangat banyak menerima komentar-komentar dari pembacanya yang secara jelas menunjukkan dinamika masing-masing orang yang sempat mampir di rumah maya motivator wanita yang bermigrasi ke Amerika tersebut. Secara sadar atau tidak siapapun yang menyelami makna dari banner pelanginya serta meresapi dinamika tema dari setiap postinganya akan setuju bahwa web itu selalu menarik untuk dikunjungi.

Pelangi tak hanya menginspirasi Jennie untuk memunculkan tema mawar pelangi, bagi saya yang senantiasa bekerja dalam team, pelangi mempunyai makna yang cukup dalam. Seperti biasanya, sebuah tim, selalu terbangun dari sekumpulan orang yang berbeda karakter, motivasi bergabung dalam tim, orientasi kedepan yang diharapkan masing-masing orangpun juga beragam. Tak jarang perbedaan-perbedaan itu menghadirkan gesekan, perselisian masing-masing personal yang bila tidak disikapi dengan arif akan berujung pada perpecahan tim itu sendiri.

Sikap arif dalam mempertahankan keutuhan tim (tim apapun itu) menjadi seni tersendiri yang semestinya disadari oleh setiap individu yang ada didalamnya, dari sikap arif itu pulalah yang nantinya akan menjadi pemicu munculnya dinamika, serta keindahan yang sengaja atau tidak muncul dari kreativitas masing-masing individu yang diterima dengan baik oleh anggota tim yang lain meskipun mungkin sebelumnya diwarnai dengan perdebatan-perdebatan seru. Itulah gunanya mengapa Tuhan menciptakan orang-orang dengan isi kepala yang beraneka ragam, dan seperti itu pulalah jawabannya mengapa Tuhan menciptakan pelangi dengan warna yang beraneka ragam.. Untuk KEINDAHAN

Apa yang akan terjadi bila Tuhan menciptakan orang-orang dengan isi kepala dan jalan pikiran yang sama, atau Tuhan hanya menciptakan pelangi dengan satu warna saja, tentu hidup ini akan terasa statis, tak ada perubahan kehidupan yang berarti dan juga ketakjuban kita pada pelangi mungkin tak akan terlukis dengan indah dalam bacaan anak- anak yang secara alami menyenangi warna-warna cerah, atau tersurat dalam puisi nan indah karya pujangga terkenal.

So… Bila merasa tertahan pekerjaan atau merasa frustasi karena tak mampu memahami jalan pikiran orang lain yang bekerja sama dengan kita, bayangkan saja keindahan pelangi yang melengkung dengan tujuh warna yang menyusunnya, dan berpikirlah dengan arif untuk mencoba mencerna apa yang sebenarnya dipikirkan oleh orang tersebut, jangan sekali-sekali mempunyai pandangan bahwa ketika kita bertemu dengan orang yang berbeda jalan pikiran dengan kita seperti bertemu dengan musuh yang mengancam, tapi berpikirlah bahwa itu merupakan awal dari sebuah proses dinamis menuju hal yang lebih baik, bukankan keindahan pelangi tercipta ketika rintik hujan bertemu dengan sinar matahari yang jelas berbeda karakternya???.

ESBEA.

Regards,
Sribudi Astuti
from :
Sribudi Astuti

:www.melati-putihku.blogspot.com

Tidak ada komentar: